Selasa, 14 Desember 2010

Lomba Menulis Surat Inspiratif

Lomba Menulis Surat Inspiratif


Dalam rangka menyambut Milad Esa Panama pada tanggal 18 Desember nanti, serta kedatangan penulis/novelis bestseller Habiburrahman El-Shirazzy di Hong Kong minggu pertama Desember 2010, secara pribadi Esa Panama mengadakan syukuran dan berbagi kasih dalam bentuk ungkapan kata hati berupa Lomba Menulis Surat Inspiratif.


Punya tokoh yang jadi inspirasi dalam hidupmu? Mungkin pacar, teman, orang tua atau orang terkenal lainnya? Buatlah surat yang inspiratif untuknya, ekspresikan kata hatimu lewat Lomba Menulis Surat Inspiratif.


Syarat dan ketentuan :

1. Surat dibuat dalam bentuk file Words huruf Times New Romans ukuran 12. Spasi 1,5. Maksimal 3 halaman.

2. Kirim surat karya mu ke alamat email : esa_subang@yahoo.com dan cc kan ke utomo_susie@yahoo.co.id
dengan subjek : Surat Inspiratif

3. Sertakan pula biodata pada bagian akhir surat terdiri dari : nama asli, nama pena, nama blog/fb, nomor tlp yang bisa dihubungi dan alamat lengkap peserta.

4. Batas pengiriman surat tgl 15 Desember 2010. Pkl 12.00 waktu Hong Kong.

5.Peserta wajib memposting informasi lomba ini di blog atau fb masing-masing dengan mentag Esakura Cinta, serta 25 teman lainnya. Yang memposting di blog dipersilahkan memberikan link/tautan postingan tema lombanya pada wall facebook Esakura Cinta. Buat setingan postingan untuk umum/everyone.


H a d i a h

Juara 1. mendapat novel Bumi Cinta (insya Allah di-ttd langsung oleh Kang Abik) + Kumpulan Cerpen FLP Hong Kong (juga di ttd oleh penulis) +pulsa Rp. 50 ribu

Juara 2. mendapat novel Bumi Cinta (insya Allah di-ttd langsung oleh Kang Abik) + Kumpulan Cerpen FLP Hong Kong (juga di ttd oleh penulis) + pulsa Rp. 20 ribu

juara 3. mendapat novel Bumi Cinta (insya Allah di-ttd langsung oleh Kang Abik) + Kumpulan Cerpen FLP Hong Kong (juga di-ttd oleh penulis)


Tulisan yang masuk ke panitia dan dianggap menarik akan mendapat kenangan/souvenir dari Hong Kong.

Hadiah akan dikirim langsung ke alamat pemenang termasuk pulsa.

Dewan Juri :

1. Esakura Cinta

2. Susi Utomo

3. Okti Li

Surat yang masuk menjadi milik penyelenggara. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Kamis, 02 Desember 2010

Mimpi malam itu

Kamis, 2 Desember 2010 Pukul 02.29 WIB

Alarm dari HP yang kuletakkan di samping bantal masih punya waktu sekitar 45 menit untuk berbunyi namun entah mengapa tiba-tiba saja diri ini terbangun, padahal malam harinya mata ini terlelap pada pukul 22.50, dan jika jam segitu baru tidur maka bangun jam 02.29 merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Bukan mimpi buruk yang membuat diri ini terbangun dini hari tersebut, setelah berucap hamdalah ku coba mengingat lagi bunga tidur yang menghiasi isitirahat malamku sebelum akhirnya terbangun...sebuah mimpi yang membuatku tersenyum namun sedikit aneh juga menurutku.

Dalam mimpi tersebut diri ini baru saja sampai di kantor, dan ketika masuk ke ruangan, diriku dibuat terkejut oleh rekan-rekan satu ruangan yang langsung menyalami dan memberiku selamat, dengan tetap meladeni mereka pandanganku tertuju pada meja salah satu rekan, disana ada sebuah undangan...sederhana...didepannya terdapat inisial L dan * dengan kertas berwarna kuning lembut dan berukuran sekitar 20 cm x 20 cm. Setelah selesai menanggapi salaman dan ucapan selamat dari rekan-rekan, lalu kuambil undangan tersebut dari meja rekanku, perlahan kubuka, ternyata disana terpampang namaku dan nama seorang wanita, namun yang anehnya ternyata waktu dan tanggal tidak terpampang disana, yang kulihat hanyalah tulisan "Turut mengundang Sdr/Sdri pada tasyakuran akad nikah putra dan putri kami"....???

Walaupun kulihat keanehan dalam undangan tersebut namun entah mengapa undangan sederhana itu begitu indah terlihat, begitu elegan dipandang mataku...

Dan sebelum kujalani episode mimpi itu selanjutnya ternyata tiba-tiba saja ku terbangun, kusunggingkan senyum di bibirku mengingat mimpi tersebut....

Entahlah itu pertanda apa, atau mungkin karena azzam yang begitu menggelora untuk menggenapkan separuh agama ini yang membuatku mengalami mimpi seperti itu....huft...

wallohu a'lam...tapi yang pasti mimpi itu telah membuatku merasa bahagia pada Kamis 2 Desember 2010.....^_^


ket : * merupakan inisial yang masih dirahasiakan...^_^

Senin, 29 November 2010

Ini tentang Ibundaku

Sabtu 27 November 2010 tepat 50 tahun Ibundaku, Ibu Sri Rahayu, Guru Matematika SMA Negeri 2 Purwokerto hidup didunia ini, diriku sebagai anaknya merasa ingin memberikan perhatianku kepada Ibunda yang tak pernah lelah dan bosan memberikan perhatiannya kepadaku dan adik-adikku, maka kuputuskan untuk pulang ke kampung halaman jum'at sore, 26 November 2010. Kado yang kubawa untuk ibundaku adalah sebagaimana pintanya beberapa bulan lalu padaku, pada saat itu via telpon beliau mengatakan kepadaku "Fi, Ibu tukokna kitab hadits ya, kayane nang ngumah urung duwe kitab hadits kiye" *) dengan logat ngapaknya. Pinta ibundaku terus menjadi ingatan dalam pikir ini, maka sebelum kepulanganku kusempatkan untuk membeli kitab hadits di bilangan Senen. Kitab yang kubawa sebagai hadiah untuk Ibundaku adalah 2 Jilid Terjemah Riyadus Sholihin dan Syarah Hadits Arba'in, juga jauh hari telah kupesan sebuah jilbab sutra warna merah maroon dari salah seorang temansebagai pelengkap hadiah ulang tahun Ibundaku. Namun ternyata jilbab tersebut tertinggal di Jakarta ketika ku telah sampai di rumah. Rencana awal adalah kami ingin memberikan hadiah tersebut beserta roti tart kecil, dan beberapa untaian bunga kepada ibunda pada saat beliau mengajar, namun setelah mengatakan perihal ini ke pihak Sekolah tidak disetujui karena dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Walhasil siang tanggal 27 November 2010 diriku dan adik pertamaku, setelah membeli roti tart dan bunga, memutuskan untuk tetap datang ke sekolahan guna memberi kejutan untuk ibunda tercinta, lagipula siang itu sekolah juga telah usai.

Ketika kami masuk ruang Guru dengan membawa bunga dan roti tart tersebut, ibunda kaget dan mengatakan kepada kami kok tidak sabaran menunggu ibu pulang, sembari berkata demikian kulihat ada bulir air mata di ujung mata beliau, langsung kucium tangan dan pipi beliau, lalu mengikuti adik pertamaku, oh ya adik keduaku tak ikut karena siang tadi sepulang dari sekolah dia langsung tidur siang. Indah sekali moment itu, sampai rekan guru yang ada diruangan tersebut ada yang juga terharu dan menitikkan air mata.

Setelah sampai di rumah, ibunda menceritakan kejutan-kejutan dari murid-muridnya di hari berkurang usianya ini. Mulai dari kelas pertama yang beliau ajar, padahal waktu itu sudah berdering bel tanda masuk, namun kelas masih sepi, hingga satu per satu siswanya datang, namun hanya 5 orang, karena sudah lewat 15 menit, maka ibu putuskan untuk tetap mengajar keliama siswanya tersebut, dan ketika akan mulai mengajar tiba-tiba dari pintu kelas serombongan siswa-siswi kelas tersebut masuk sembari mebawakan kado dan roti, serta menyanyikan selamat ulang tahun. Kejutan seperti itu ternyata tak hanya sekali terjadi, ketika jam berikutnya, kelas lain yang mendapat jadwal di ajar oleh ibundaku juga membuat kejutan yang sama, begitu juga untuk kelas terkahir di hari itu, yang notabene adalah kelas yang ibundaku adalah wali kelasnya, klo yang terkahir ini kata ibundaku, sudah disiapkan sekali, dari mulai kamera, kado, roti hingga ucapan selamat dan doanya. Ternyata kelas ini, masing-masing murid menuliskan ucapan selamat dan doa untuk ibundaku di selembar kertas kado, dan ketika kubaca kertas tersebut, kuketahui bagaimana ibundaku mengajar dan memperlakukan murid-muridnya di sekolah. Satu kesimpulan kudapat, bahwa ibundaku telah ada di hati murid-muridnya sebagai Guru yang mereka sayangi...dan kesimpulanku ini diperkuat oleh pernyataan salah satu muridnya yang pada sore harinya les di rumah ketika ibundaku bertanya "Kalian itu tadi kok sampe bikin kejutan seperti itu untuk ibu sieh?"
"Kan ibu adalah Guru kesayangan" jawab anak tersebut
"ah masa..." tanya ibuku
"Iya bu, kan ndak semua Guru dapat kejutan seperti ibu tadi...."

Sungguh terharu dan bangga aku kepadamu Ibu...dengan Cinta ka mengajarkan murid-muridmu ilmu, dan dengan kasih sayangmu kau buat mereka sayang jua padamu...

nb : kado dari murid-muridnya adalah : 2 Mukena, Sprei dan Kerudung

ket : *)
Fi, Ibu belikan kitab hadits ya, sepertinya di rumah belum punya kitab hadits ini

Kamis, 11 November 2010

Renungan untuk suami dan calon suami

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi kepada para suami dan calon suami, tulisan ini saya dapatkan ketika seorang saudara saya membacakannya didepan saya dan saudara yang lain dalam sebuah acara. Saya tak tahu apakah ini merupakan karya saudara saya atau saudara saya juga mengutip dari tulisan seseorang. Yang pasti ini bukan karya saya, dan kepada siapapun yang menulisnya saya mohon ijin untuk mencantumkannya dalam blog saya karena saya coba cari di google ternyata belum saya temukan, dan saya mohon maaf sebelumnya....


Sebuah renungan :

...para wanita yg mulia ingin berbagi dg para suami sebagai berikut :
... Semoga para suami lebih mengerti dan memahami kita. "Jika seorang istri menangis di hadapanmu, itu berarti dia tidak dapat menahannya lagi...Jika kau memegang tangannya saat dia menangis, dia akan menyerahkan seluruh hati & hidupnya untukmu. Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah, kecuali di depan orang yang sangat dia sayangi ... dia akan menjadi lemah !

Seorang istri jika memutuskan untuk pergi maka kamu akan kehilangan sesuatu yg berharga dlm hidupmu. Dan jika kamu meminta kembali dia tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu lg selamanya. Seorang istri akan selalu berkorban untuk keluarganya dg menurunkan rasa EGO-nya demi orang yg dicintainya.

Wahai suami2, jika seorang istri pernah menangis karenamu, tolong pegang tangannya dengan penuh kasih sayang & pengertian. Karena dia adalah orang yang akan tetap bersamamu di sepanjang hidupmu walau disaat kau terpuruk terlalu dalam... Wahai suami2, jika seorang istri menangis karenamu, tolong jangan menyia2kan pengabdiannya. Mungkin, karena perbuatanmu, kau merusak kehidupannya. Saat dia menangis didepanmu, saat dia menangis karenamu. Lihatlah jauh ke dalam matanya. Dapatkah kau lihat & kau rasakan SAKIT yang dirasakannya karenamu?

Dibalik KELEMBUTANnya, dia memiliki KEKUATAN yang begitu dahsyat.
TUTUR KATAnya merupakan KEBENARAN.
SENYUMANnya adalah SEMANGAT bagi orang yang dicintainya. PELUKAN & CIUMANnya bisa memberi KEHANGATAN bagi suami & anak2nya.

Dia TERSENYUM bila melihat keluarganya tertawa. Dia TERHARU & MENANGIS bila melihat KESENGSARAAN pada orang2 yang dikasihinya. Dia mampu TERSENYUM dibalik KESEDIHANnya. Dia sangat GEMBIRA melihat KELAHIRAN, dia begitu sedih melihat KEMATIAN. TETESAN air matanya bisa membawa KEDAMAIAN. Tapi dia sering dilupakan oleh SUAMI karena 1 hal yaitu "betapa sangat BERHARGA-nya dia ...

dan satu hal lagi wahai para suami...
Istrimu, jangan pernah kau sakiti hatinya meskipun itu hanya dengan ucapanmu. Ia telah memberikan hatinya sepenuhnya untukmu. Bahkan ibu dan bapaknya pun tak akan pernah sampai hati melukai perasaannya.

Selasa, 09 November 2010

Sepenggal Kisah Hidupku

Terlahir dari pasangan orang tua pekerja swasta (ayah) dan guru (ibu), boleh dibilang kehidupanku lebih dari cukup, karena ayahku sebagai pekerja swasta suatu perusahaan elektronik yang cukup punya nama di negeri ini ketika itu bergaji lebih besar dari pegawai negeri sipil, saat teman bermainku ada yang rumahnya bagian depan masih ditutupi triplek, karena belum bisa membeli kaca, rumahku bisa dibilang cukup bagus untuk kami tempati, kaca sudah terpasang, lantai sudah memakai keramik bukan hanya cor-coran semen dan ketika televisi, parabola dan video player belum banyak dimiliki orang maka di rumah kami sudah ada dua benda itu, sehingga ketika kami menonton sebuah video atau tayangan televisi swasta yang hanya dapat ditonton dengan menggunakan parabola tak jarang banyak sanak keluarga kami atau teman-temanku ikut nimbrung menonton. Disaat sepeda motor masih menjulang harganya, ayahku sudah mampu membeli 2 sepeda motor. Sepeda motor yang pertama masih bertahan hingga kini, ketika SMP kalau tidak salah, ku bertanya pada bunda tentang motor yang pertama -yang hingga kini masih setia mengantar ibundaku pergi mengajar- “bu motornya ga dijual aja terus nanti ditambahi buat beli yang lebih baru ?” kata bunda “kenang-kenangan bapakmu ini…” namun sepeda motor yang kedua tak berumur lama berada ditengah kami, karena kami terpaksa menjualnya kembali ketika ayahku mendapatkan kecelakaan menggunakan sepeda motor ini, yang kemudian beliau meninggal.

Saat itu aku terlalu kecil untuk bisa mengerti yang namanya kematian. Ketika ayahku berada di rumah sakit setelah beliau mengalami kecelakaan, saat menjenguknya yang kuingat adalah ia tersenyum ketika aku dan adikku datang ke rumah sakit. Kucium tangannya yang ada lecet di beberapa bagiannya, dan aku sebagai seorang anak kecil masih merasa biasa saja, karena pikirku waktu itu, orang yang sakit lalu dirawat di Rumah Sakit maka akan sembuh kembali. Hanya beberapa hari ayahku berada di RS Wijayakusuma Purwokerto karena ayahku harus dibawa ke RS di Yogyakarta karena disana peralatannya lebih lengkap. Tak lama ayahku berada di Yogyakarta, karena empat hari kemudian ia menghembuskan nafasnya yang terakhir, ayahku kembali kepada Alloh Azza wa jalla. Ingat betul aku hari apa ayahku meninggal, beliau meninggal pada salah satu hari raya islam, iedhul adha. Setelah selesai sholat ied, diriku bersama teman-teman ingin melihat prosesi penyembelihan hewan qurban didekat masjid, entah mengapa ketika seekor kambing disembelih, tiba-tiba saja aku menangis, ada rasa sedih didalam diriku yang ku tak tahu apa penyebabnya, ketika saudaraku yang kebetulan ada ditempat itu berusaha menenangkanku suara sirine ambulans meraung-raung, memecah sepinya jalan desa di kampungku. Tangisanku tiba-tiba saja berhenti, karena rasa sedih yang ku tak tahu apa penyebabnya kalah oleh perasaan penasaran siapa yang ada didalam ambulans itu. Tak seberapa lama salah satu kerabat keluarga memanggilku untuk segera pulang, ketika dari jauh terlihat rumahku, disana ada pemandangan yang tak biasa, rumahku ramai…dan kulihat ambulans tadi parkir di depan rumahku persis…!!!

Aku masih belum sadar apa yang sedang terjadi, dekat dan semakin dekat ku kan sampai ke rumahku, kulihat pandangan tetangga-tetanggaku lain padaku, ada kesedihan dan gurat kasihan pada pandangan mereka, dan ketika ku sampai di halaman rumah, tidak kulihat ibuku, “ibu…dimana ibu?” tanyaku pada kakak sepupu, paman, bibi, serta sanak keluarga yang kukenal, dengan sedikit rasa takut karena ku tak tahu apa yang terjadi di rumahku, mereka hanya diam berurai air mata, semakin penasaran kembali ku tanya mereka “ayah…dimana ayah?” lagi-lagi mereka hanya terdiam sambil menahan isak tangis, lalu kulihat adikku terus menggelayut pada salah satu saudaraku, aku masih tak mengerti apa yang terjadi, walaupun sayup-sayup kudengar bahwa keramaian ini karena ayahku telah meninggal, namun aku tak begitu saja percaya, aku masih terus melangkahkan kaki, dan ketika sampai didepan pintu baru kusadari bahwa sayup-sayup perkataan tadi benar adanya, di ruang tamu kulihat disana seonggok keranda, keranda yang biasa digunakan untuk membawa orang yang sudah meninggal ke kuburan. Didalam rumah kulihat saudara dan kerabat keluargaku terlihat sibuk sekali, namun pertanyaanku tadi belum terjawab “dimana ibu? dimana ayah?” kembali ku bertanya sembari merengek kepada salah satu bibiku dan ketika ku hendak bertanya lagi seorang saudaraku membawaku kedalam kamar depan, dan dari jendela disamping kamar ini, kulihat sesosok terbujur kaku sedang dimandikan, sosok yang selama ini tempatku menggelayut, sosok yang dipundaknya sering ku digendong, sosok yang sangat kukenal, AYAH…ya itu AYAH !!! Pecah sudah tangisanku yang sedari tadi tertahan, adikku yang ada disampingku pun ikut menangis, sementara saudaraku berusaha menenangkanku. Selang beberapa waktu, ku dipanggil untuk keluar kamar untuk menuju teras rumahku, entah sudah berapa lama ku menangis sesenggukan didalam kamar tadi, yang kutahu ketika ku sampai di teras, keranda yang tadinya ada di ruang tamu sekarang sudah berada di halaman depan rumahku, dan kulihat sosok itu, IBU…itu IBU…dengan berpakaian warna biru tua, mengenakan kerudung hitam, jelas betul kulihat raut kesedihan di wajahnya, langsung ku menuju padanya, namun ketika akan sampai didekatnya ia terjatuh, IBU pingsan..!!! dengan keadaan sedang hamil umur 8 bulan, ya ibu sedang hamil adik keduaku, adik yang hanya bisa memandangi ayahnya lewat foto yang terabadikan, tanpa bisa merasakan kasih sayangnya.

Setelah pak kyai memberikan pengajian singkat, dilanjutkan salah satu pimpinan kantor ayahku bekerja menyampaikan sepatah dua patah kata, dan ketika itu baru kusadari teman-teman ayah ternyata hampir semua berdatangan melayat, ku mengenal mereka karena hampir setiap sore aku, adik dan ibu dari masjid Agung sepulang dari mengaji selalu ke kantor ayah, sekalian menjemput beliau, jadi teman-teman ayah mengenal baik aku dan adikku. Usai membacakan doa, jenazah ayah dibawa ke pemakaman, sepanjang jalan, ku hanya bisa menangis sambil berjalan dan adikku menangis dalam gendongan bibiku, karena ku tak tahu apa lagi yang kulakukan, yang ku bisa saat itu hanya menangis, dan yang ku tahu bahwa setelah ini tak kan ada lagi yang menjadi tempatku bergelayut, berada dalam gendongan, tak ada lagi tawa ayah, tak ada lagi yang kami tunggui pulang saat malam tiba di rumah.

Waktu terus berganti, aku, ibu dan adik perlahan bisa menerima kepergian ayah, kehidupan kami kembali berjalan normal walaupun tak ada lagi ayah disisi, setelah kematian ayah, untuk beberapa saat kakek nenekku dari pihak ibu menginap di rumahku, menemani ibu yang saat itu sedang hamil besar. Kira-kira sebulan setelah itu, rumah kami kembali ceria dengan kehadiran anggota keluarga baru kami, adik keduaku lahir, tangis manjanya, senyum manisnya, dan tawa renyahnya yang sesekali muncul menghilangkan kesedihan kami karena kematian ayah. Kulihat ibu kini tersenyum bahagia dengan kehadiran adik keduaku ini. Ketika adik keduaku ini sudah bisa diajak berjalan keluar, ibu mengajaknya, aku dan adik pertama ke pemakaman ayah, dan disana kulihat, dengan senyum yang dipaksakan dan tangis yang ditahan beliau berkata “ayah, ini dian sudah lahir…lucu dech yah…” begitu seterusnya seakan ibu sedang mengajak ayah berbincang, lalu ibu memimpin kami berdoa.

Kehidupan kami tanpa ayah, membuat ibu yang seorang guru SMA membuka les privat di rumah, aku ingat betul dengan kondisi seperti itu, waktu SD dulu, selepas kepergian ayah (tepatnya kelas 2 SD), uang sakuku hanya Rp 100-Rp 500/hari ketika banyak teman-teman SD ku mendapat uang saku diatas Rp 500 yang mana pada waktu itu jumlah Rp 1.000 merupakan jumlah yang boleh dibilang wah untuk anak SD seperti kami. Sampai kelas 4 uang saku yang ibu berikan tidak berubah, hingga naik kelas 5 SD ibu menambah uang sakuku menjadi Rp 1.000/hari ketika teman-temanku mendapat uang saku Rp 1.500 dan diatasnya. Kelas 6 SD karena ada kegiatan tambahan sampai sore hari, ibu menambah uang sakuku menjadi Rp 1.500/hari. Aku tak banyak protes mengenai hal ini (yang dikemudian kusadari bahwa inilah proses Alloh memberikan kepadaku pelajaran kehidupan) karena dikeluarga kami tak ada lagi ayah sebagai pencari nafkah, peran ayah dan ibu menjadi satu dalam diri ibunda. Keadaan seperti ini setia menemaniku hingga menginjak bangku SMA dan berlanjut saat kuliah, yang tanpa kusadari dari keadaan inilah ku mulai belajar yang namanya keprihatinan. Salah satu moment yang hingga kini masih lekat dalam ingatan adalah ketika diriku berada di kelas 3 SMA, waktu itu ku mencoba ikut mendaftar Program PMDK IPB, setelah kuberitahu ibu, beliau menjawab “Fi, kalau ayahmu masih ada, kamu mau kuliah dimana saja ibu pasti setuju, namun sekarang tinggal ibu yang mencari nafkah, sementara kedua adikmu juga masih sekolah, jadi ibu mohon kamu batalkan mendaftar program itu, dan cobalah nanti mendaftar kuliah di UNSOED (Universitas Jenderal Soedirman) yang dekat rumah, biar biaya tidak terlalu banyak atau di STAN, yang kuliahnya gratis”, jawaban yang mebuatku trenyuh seketika itu. Dan benar saja, ketika orang tua sudah ridho, maka Alloh pun akan ridho pada kita, itulah yang kualami, setelah lulus SMA, Alhamdulillah diriku diterima di STAN. Hanya satu tahun kuliah, karena memang diriku mengambil Program Diploma Satu, setelah lulus langsung bekerja di Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dan Alhamdulillah sekarang sudah dapat membantu ibu untuk biaya sekolah adik.
Dan baru kali ini aku sadari bahwa lewat perjalanan kisah kehidupanku inilah Alloh Subhanahu wa ta’ala mengajarkanku suatu hal yang luar biasa. Memang berat rasanya ketika ayahku meninggalkan diriku, ibu dan adik-adikku, namun dari sinilah Alloh memberikan kepadaku suatu tarbiyah kehidupan, dari sinilah diriku belajar apa yang namanya USAHA dan PRIHATIN. Bisa jadi kalau ayahku masih hidup hingga kini, diriku saat ini tidak berada dalam institusi DJP, bisa saja diriku menjadi anak yang manja kepada ayah ibuku. Inilah hikmah yang dapat kutarik dari potongan perjalanan kehidupanku, bahwa bisa jadi kesedihan, kekecewaan, dan ujian yang menimpa kita saat ini adalah cara Alloh untuk menjadikan hamba-Nya lebih baik dari sebelumnya. Setiap kejadian entah itu kesedihan ataupun kebahagiaan pasti ada hikmahnya, walaupun mungkin tidak saat kejadian itu menimpa kita dapat langsung kita ambil hikmahnya, bisa jadi setelah lewat beberapa hari, bulan bahkan tahun, baru kita sadari dan dapati dari kejadian itu suatu hikmah yang ternyata dengan kejadian tersebut menjadikan kehidupan kita lebih baik dari sebelumnya, dan semua itu tergantung kepada diri kita sendiri apakah kita mau berusaha untuk menarik hikmah yang ada di balik peristiwa tersebut.
Begitulah sebagaimana mendung yang mengiringi datangnya hujan, sedih dan duka terkadang teriringi tetesan air mata,namun tidakkah kau lihat,setelah hujan turun,butiran air hujan membuat rumput dan dedaunan tampak berkilau serta lebih segar,begitu juga hikmah dibalik sedih dan duka,terkadang menumbuhkan kehidupan baru,mungkin tidak sekarang tapi di masa yang akan datang.(copas)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqoroh : 216).

Kamis, 28 Oktober 2010

Ketika sedih dan iri bergelayut di Hati

Saudara-saudariku, belum juga usai lelah yang bergelayut karena menembus genangan air di jalanan dan kemacetan Ibukota yang begitu menggila Senin malam kemain (25/10/10), hati ini dikejutkan dengan Gempa 7,2 SR melanda Mentawai pada 21.40 WIB malam itu juga, dan ternyata tak hanya sampai disitu Tsunami pun menyusul untuk juga menghempas ke Mentawai. Dari Internet dan siaran berita di Televisi ternyata informasi yang didapatkan sementara ada 113 orang yang meregang nyawa dimana paling banyak korban meninggal di daerah Pulau Pagal Selatani dan 150 orang dikabarkan hilang, begitu kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kemkes Mudjiarto, dalam siaran pers, Selasa (26/10/2010) yang saya kutip dari salah satu portal berita di internet. Sungguh tak dapat dibayangkan bagaimana perasaan Saudara-saudari kita disana. Belum usai pemberitaan tentang Gempa di Mentawai, sore tadi Alloh kembali menunjukkan ke-Maha Besaran-Nya dengan meletusnya Gunung Merapi sekitar pukul 17.00 WIB yang ditandai dengan adanya hujan debu/abu yang pekat dan menyemburnya awan panas yang lebih dikenal dengan sebutan Wedus Gembel. Akibatnya warga disekitar Gunung Merapi mengungsi ke Titik Pengungsian. Tak hanya daerah Jogjakarta saja yang dihujani dengan hujan abu, daerah sekitar jogjakarta seperti sebagian magelang dan klaten pun dari informasi yang diperoleh mendapat bagian dari hujan debu/abu dari Gunung Merapi. Ehm...sedih dan miris bergelayut di langit hati ketika mengetahui hal tersebut, saat ini mungkin baru doa sebagai wujud bantuan kepada saudara-saudari kita di Kepulauan Mentawai serta Jogjakarta dan sekitarnya. Ibu Pertiwi kembali berduka atas kedua musibah ini....

Atas kejadian ini PMI dan SAR lantas mengerahkan anggota dan relawannya untuk memberikan bantuan kepada saudara-saudari kita di Mentawai dan sekitaran Gunung Merapi. Dari informasi ini ternyata ada iri yang menggekyut jua di langit hati, iri kepada para relawan yang dengan tenaga, waktu, serta pikirannya mereka curahkan untuk membantu saudara-saudari mereka disana, inign rasanya sekali dalam hidup ini mendapat kesempatan menjadi salah satu dari mereka, turut membantu dengan tenaga, waktu dan pikiran saudara-saudari kita yang sedang tertimpa musibah, walau mungkin hanya menjadi bagian angkut-angkut, namun paling tidak itulah menurut saya kontribusi dan kepedulian kepada sesama. Memang masing-masing kita memiliki peranya sendiri bagaimana dapat berkontribusi dan peduli kepada sesama. Ada yang dengan dananya mereka berkontribusi dan peduli kepada sesama, ada juga yang dengan tenaganya juga dengan pemikirannya. Tidak ada dikotomi atas hal tersebut, karena masing-masing kita diberi kemampuan yang berbeda untuk dapat berkontribusi dan peduli kepada sesa.ma. JIka saya katakan, beruntung rekan-rekan yang bekerja di PMI, SAR atau sebagai Dokter, karena kesempatan mereka untuk dapat langsung terjun ke lokasi bencana, langsung bersua dan berempati kepada sesama terbuka begitu lebar. Namun kembali lagi, masing-masing kita punya kemampuan dan cara untuk berkontribusi dan peduli kepada sesama.

Sedih atas bencana yang melanda negeri ini, Iri kepada mereka yang berkesempatan langsung untuk membantu dan berempati kepada yang tertimpa bencana....

Kepada saudara-saudariku yang tertimpa musibah (bencana) di Jogjakarta dan sekitarnya serta di Mentawai semoga Alloh menguatkan anda semua dengan kesabaran dan ketabahan, yang harus kita yakini adalah masalah (ujian), tidak akan Alloh berikan melampaui batas kemampuan hamba-Nya, jadi dengan begitu InsyaAlloh kita akan selalu berpikiran optimis dan setiap masalah InsyaAlloh akan selalu ada pemecahanya...redam emosi dan... lipatgandakan ikhtiar dan kesabaran untuk hadapi masalah dan tantangan yang ada di hadapan..

dan kepada saudara-saudariku yang berkesematan dan berkemampuan untuk berkontribusi dan peduli kepada mereka yang tertimpa bencana, mari dengan peran kita masing-masing, dengan kemampuan kita masing-masing, kita ringankan beban mereka, bisa dengan dana, tenaga, atau yang lainnya...

Jumat, 17 September 2010

Sejenak Berbincang Tentang Peran-Peran Kita

"Yang terpenting bukanlah siapa kita, namun bagaimana kita bagi ummat ini, bagi bangsa ini..."-KH. Ahmad Dahlan (Sang Pencerah)-

***

Setiap manusia mempunyai perannya masing-masing dalam menjalani fase kehidupan di dunia ini, dimana antara satu individu dengan individu lainnya bisa jadi pada suatu masa mempunyai peran yang sama, namun di lain waktu bisa jadi mempunyai peran yang berbeda. Dengan berjalannya sang waktu peran masing-masing individu akan terus bertambah, dari awalnya hanya memiliki peran sebagai seorang anak lalu memiliki peran sebagai seorang Kakak atau adik kemudian beranjak menambah perannya sebagai seorang suami/istri dan begitu seterusnya masih akan ada tambahan peran-peran yang akan menggelayut pada pundak kita selama ajal belum menjemput diri, namun satu yang harus kita sadari bahwa tidak berarti dengan adanya peran baru maka peran kita yang dahulu hilang, peran kita yang dahulu tetap harus kita jalankan, karena masing-masing peran ada pertanggungjawabannya. Masing-masing peran tadi sudah pasti memiliki keunikan tersendiri, peran sebagai seorang anak yang merangkap sebagai seorang kakak biasanya membuat orang tersebut menjadi lebih cepat dewasa, walaupun berkaitan dengan kedewasaan diri juga tak lepas dari faktor lingkungan dan pergaulan, namun sepanjang yang saya amati begitulah adanya. Bagi seorang yang memiliki peran sebagai seorang anak dan kakak sekaligus biasanya mendapat amanah dari orang tuanya untuk menjaga adik-adiknya, hal inilah yang mungkin menjadi salah satu faktor yang membuatnya lebih cepat dewasa. Lain lagi dengan seorang yang memiliki peran sebagai seorang anak yang merangkap sebagai adik, biasanya cenderung lebih manja, walaupun lagi-lagi hal ini tidak dapat di generalisir. Hal ini dapat disebabkan karena sebagai seorang anak dan adik biasanya mendapat perhatian yang lebih dari orang tuanya dibanding dengan kakak-kakanya, dan selain itu dia juga merasa ada kakaknya yang dapat melindungi dan membelanya, dan sekali lagi hal ini pun tidak dapat dijadikan justifikasi. Seiring berjalannya sang waktu, seseorang akan bertambah perannya, yang tadinya hanya seorang anak dan kakak/adik bertambah menjadi suami/istri. Tambahan peran ini pun memiliki keunikannya sendiri, dalam peran sebagai suami/istri masing-masing harus memiliki rasa untuk saling memahami dan menerima dengan rela kondisi pasangannya, hal ini sangat diperlukan karena ketika seorang sudah menambah perannya sebagai suami/istri yang ada bukan lagi "aku" atau "kamu" namun "kita" selain itu dari sinilah bunga-bunga cinta mereka akan terus bermekaran dan tak layu dimakan zaman. Tak berhenti sampai disitu, akan ada lagi peran yang kemudian harus kita jalani yaitu peran sebagai orang tua, peran ini pun memiliki keunikannya tersendiri, begitu seterusnya, peran-peran pribadi kita akan terus bertambah, belum lagi dengan peran-peran sosial kita, hal ini pun akan menjadi keniscayaan bagi kita semua.

Berbicara peran sosial kita maka hal ini tak lepas dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita sebagai makhluk sosial. Ada diantara kita dalam berkehidupan sosial berperan sebagai pemimpin, entah itu memimpin suatu organisasi, perusahaan, atau masyarakat, entah itu peran sebagai Ketua organisasi, Ketua RT, RW, Lurah, Camat, Direktur, Menteri, bahkan Presiden sekalipun. Itu dalam hal kepemimpinan, lain lagi dalam hal karir, ada yang berperan sebagai public figur, PNS, Guru, pengusaha, karyawan swasta, dan lain sebagainya. Selain itu dalam peran sosial yang lain ada peran sebagai Ulama, Ustadz, Kyai atau apapun itu namanya, yang mempunyai tugas untuk membimbing ummat dan sebagai tempat bertanya. Sebagaimana peran pribadi, peran sosial ini juga memiliki keunikannya masing-masing dan tiap-tiap peran itu juga ada pertanggungjawabannya.

Terkait dengan peran sosial ini saya tertarik (lebih tepatnya terinspirasi) dari cuplikan dialog dalam film Sang Pencerah yang disampaikan pada awal tulisan ini "Yang terpenting bukanlah siapa kita, namun bagaimana kita bagi ummat ini, bagi bangsa ini...", bagi saya kutipan ini begitu dalam maknanya, kutipan tersebut dapat dimaknai bahwa janganlah mementingkan akan menjadi siapa kita bagi ummat dan bangsa ini, namun lebih penting lagi bagaimana diri kita bagi ummat dan bangsa ini, apakah sudah ada kontribusi nyata yang kita berikan kepada ummat dan bangsa ini? Sudahkah ada manfaat yang kita bagi untuk ummat dan bangsa ini? Sebagaimana dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa "Sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain". Apapun peran sosial kita dan sekecil apapun pastikan bahwa ada kemanfaatan yang telah kita berikan kepada orang lain, kepada ummat ini, dan lebih besar lagi untuk kemajuan bangsa ini.

Dalam menghadapi beberapa permasalahan yang menerpa bangsa dan ummat ini, kesadaran inilah yang perlu ada dalam diri masing-masing elemen bangsa ini. Jangan lagi berpikiran bahwa permasalahan pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah atau permasalahan kemiskinan adalah tanggung jawab pemerintah, memang benar itu menjadi tanggung jawab pemerintah tapi apakah ketika pemerintah masih (katakanlah) belum dapat sepenuhnya mengatasi permasalahan tersebut, kita hanya diam bahkan menghujat tanpa bergerak untuk sedikit mengambil peran dalam menuntaskan permasalahan tersebut? Bukankah permasalahan tersebut adalah permasalahan yang melanda bangsa ini? Saudara-saudara kita sendiri? Marilah kita bersama bergerak dalam kebaikan dan perbaikan bangsa dan ummat ini, dengungkan setiap kali membuka mata di pagi hari setelah memuji-Nya, pertanyaan-pertanyaan ini pada diri "Bagaimana diri ini bagi ummat dan bangsa? Sudahkah ada kemanfaatan dan kontribusi dari diri ini? Apakah kemanfaatan dan kontribusi yang akan kubagi hari ini?"

Dengan orang mengingat bagaimana diri kita, kemanfaatan dan kontribusi positif yang telah kita lakukan, maka secara otomatis orang akan mengenang siapa kita, namun jika orang hanya mengingat siapa kita, belum tentu mereka akan mengingat apa-apa kemanfaatan dan kontribusi yang telah kita lakukan.

Lagi-lagi dari film Sang Pencerah tulisan ini mendapatkan inspirasinya, dari kisah dalam film tersebut kita dapat melihat bagaimana KH. Ahmad Dahlan mengambil peran yang belum dapat ditunaikan pihak Keraton Yogyakarta dalam hal pendidikan dan kemiskinan, KH. Ahmad Dahlan kemudian mengambil peran yang belum dapat tertunaikan itu dan dengan semangat kandungan Surat Al-Maa'uun, beliau bersama murid-muridnya mendirikan Sekolah untuk anak-anak pribumi yang kala itu tak dapat kesempatan untuk menyelami samudera ilmu di bangku sekolah dan juga menyantuni fakir miskin di kala itu. Begitulah terkadang dalam beberapa situasi dan kondisi ada kalanya kita harus mengambil peran-peran yang terbengkalai, karena jika bukan kita sebagai anak bangsa yang menginginkan perbaikan dan penyelesaian permasalahan yang melanda bangsa ini maka siapa lagi, siapa lagi yang akan mengambil peran-peran itu? Akankah kita biarkan peran itu tetap terbengkalai padahal bangsa ini butuh seseorang yang mengambil peran-peran tersebut, walau mungkin hanya sekedar sedikit kontribusi kita dalam memainkan peran itu? Karena terkadang, kemanfaatan dan kontribusi yang kita anggap sedikit bisa berarti banyak dan memberikan perubahan yang besar bagi orang lain.

Diakhir tulisan ini, penulis mengajak diri penulis sendiri dan kita semua untuk terus memaksimalkan peran-peran yang kita emban apapun itu untuk dapat memberikan kemanfaatan dan kontribusi bagi orang lain serta bagi kemajuan bangsa dan ummat ini. Selain itu marilah kita bersama senantiasa untuk melakukan perbaikan diri dan persiapan diri untuk memikul peran-peran yang cepat atau lambat akan menggelayut di pundak kita. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan, sangat menyenangkan jika ada yang berkenan menambahi, melengkapi atau bahkan mengkritik tulisan ini, sebagai koreksi dan tambahan pengetahuan penulis.

Kamis, 16 September 2010

About Film Sang Pencerah




5 Syawal 1431 H
Di Mushola At-tahrim SMA Negeri 2 Purwokerto saya dan beberapa sahabat pengurus SMADHA FOUNDATION bersepakat untuk bertemu dan melakukan rapat koordinasi tentang program ini. Beberapa point-point kami hasilkan pada pertemuan tersebut, dan setelah selesai kami lanjutkan bersilaturahim dengan pihak sekolah yang pada hari itu beberapa diantara staff dan guru termasuk Kepala Sekolah SMA N 2 Purwokerto ada di sekolahan. Selesai bersilaturahim di sekolah kami melanjutkan silaturahim ke rumah beberapa Guru, menjelang sore salah seorang teman teringat percakapan tadi pagi bersama Sdr. Rizky, bahwa Sdr. Rizky sudah menonton Film Sang Pencerah, sebuah film yang menceritakan tentang perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dalam mendirikan salah satu Organisasi Islam terbesar di Nusantara yaitu Muhammadiyah. Kata Sdr. Rizky fil itu bagus dan recomended untuk di tonton, maka saya, Sdr. Kukuh dan Sdr. Afril berencana untuk menontonnya malam itu. Alhamdulillah, Alloh berikan terang pada malam itu (padahal beberapa hari terakhir selalu turun hujan), sehingga acara menonton menjadi terasa mudah. Pada kesempatan ini saya tidak ingin menceritakan sinopsis Film tersebut, mungkin hanya sedikit, dan saya hanya ingin bercerita tentang nilai-nilai yang dapat saya ambil dari Film tersebut, dalam kaitannya membangun Negeri kita tercinta, Indonesia, yang saat ini sedang terterpa berbagai permasalahan.

Di Film Sang Pencerah diceritakan seorang Muhammad Darwis, yang mana keluarga besarnya adalah Keluarga Ulama. Pada usia muda Muhammad Darwis merantau ke Mekkah untuk lebih mendalami ilmu agama, dan sepulang dari Mekkah, pada usia 21 tahun, Muhammad Darwis yang semenjak itu berganti nama menjadi Ahmad Dahlan memulai aktivitas dakwahnya dengan menjadi Imam dan Guru mengaji di Langgar Kidul, sebuah mushola di dekat rumahnya yang sebelumnya dikelola oleh ayahandanya, selain itu beliau juga diangkat menjadi Khotib Masjid Besar Keraton Yogyakarta. Tak lama sejak kepulangannya dari Mekkah beliau menikah dengan Siti Walidah. Singkat cerita (agar penasaran dan menonton filmnya...^_^), Kyai Ahmad Dahlan melihat banyak hal yang menyimpang dalam kehidupan beragama di lingkungannya, mulai dari arah kiblat Masjid Besar yang tidak mengarah ke ka'bah, perubahan pakaiannya dari jubah menjadi pakaian Priyayi Jawa, sampai pemberian pendidikan yang beliau berikan kepada anak-anak pribumi dengan menggunakan meja kursi, yang dianggap oleh orang pada saat itu adalah buatan orang kafir, sehingga beliau dan beberapa muridnya dicap sebagai Kyai Kafir dan tak hanya itu, langgar kidul yang menjadi tempat beliau menempa murid-muridnya dengan ilmu agama sampai dirobohkan. Hal tersebut sempat membuat Kyai Ahmad Dahlan meninggalkan Kotanya, namun setelah dibujuk oleh kakak beliau, akhirnya beliau kembali dan membangun lagi Langgar Kidul.

Seiring dengan dakwah beliau, ternyata di kota itu muncul sebuah organisasi Budi Utomo, dan beliau memutuskan untuk bergabung dengan Budi Utomo karena memiliki visi perjuangan yang hampir sama, yaitu mengangkat kembali martabat ummat (bangsa Indonesia). Dari situ beliau meminta untuk dapat mengajar agama Islam di Sekolah Belanda, sempat diragukan oleh pengurus sekolah akhirnya beliau diberi kesempatan sekali mengajar, jika pihak sekolah puas maka beliau dapat mengajar disana. Disinilah kita jumpai keluwesan beliau dalam mendakwahkan Islam sebagai Rohmatan lil 'alamin. Berawal dari peristiwa seorang murid yang kentut dengan suara keras di kelas itu, beliau berhasil menyambungkan situasi pada saat itu dengan ajaran Islam yaitu tentang syukur. Bersyukur karena masih dapat kentut, bayangkan bagaimana jika Alloh tidak memberi lubang untuk mengeluarkan kotoran pada diri ini? begitu analogi Kyai Ahmad Dahlan. Dari sinilah akhirnya, beliau diterima untuk mengajar agama islam di sekolah tersebut. Melihat bahwa ternyata hanya kalangan tertentu saja yang dapat mengenyam bangku pendidikan pada saat itu, maka beliau bersama kelima muridnya yang setia (Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo) mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Dinniyah di rumahnya, dengan mengambil murid dari anak-anak pribumi yang miskin, beliau pertama-tama memberikan makan kepada mereka lalu disuruhnya mereka mandi, setelah itu baru kegiatan belajar dimulai.

Begitu seiring dengan berjalannya sang waktu Kyai Ahmad Dahlan merasa bahwa aktivitas sosial yang digalangnya akan lebih terorganisir jika terbentuk sebuah perkumpulan. Dan atas usul salah satu muridnya yaitu Sangidu organisasi tersebut dinamai Muhammadiyah yang bermakna Pengikut Nabi Muhammad SAW.

begitulah secara singkat cerita film tersebut, dan dari film tersebut beberapa hal yang menarik dan inspiratif bagi saya adalah :
  1. Ketegaran, kesabaran dan keteguhan dalam memperjuangkan hal-hal yang kita yakini benar. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana Kyai Ahmad Dahlan memperjuangkan ajaran-ajaran islam yang sesuai dengan qur'an dan sunnah, walaupun sempat dijuluki Kyai Kafir, beliau tetap tegar dalam memperjuangkan nilai-nilai yang beliau anggap benar.
  2. Dakwah dengan cinta. Kyai Ahmad Dahlan mendakwahkan islam yang kala itu masih campur aduk dengan budaya hindu dengan Bahasa Cinta, sehingga walaupun beliau berbeda pendapat dengan beberapa ulama di daerahnya pada saat itu beliau tetap menghormati mereka, dan dengan bahasa cinta inilah beliau begitu toleran terhadap perbedaan yang ada dikala itu, sebuah scene menayangkan adegan dimana ada rakyat yang bertanya bahwa dalam memperingati 40 hari meninggalnya orang tuanya dia ingin mengadakan tahlilan namun tidak punya uang untuk membeli kue apem dan lainnya, oleh Kyai Ahmad Dahlan dijawab, tak perlu ada kue Apem atau membaca Yasin, yang penting kita doakan dengan khusyuk, InsyaAlloh akan Alloh terima doa kita untuk kedua orang tua kita. Tidak ada pelarangan oleh beliau dalam hal ini. Dan beliau hanya ingin menyampaikan bahwa islam itu mudah.
  3. Peran Istri dalam perjuangan suami. Disini film ini ada scene dimana Kyai Ahmad Dahlan sempat down semangatnya, namun oleh sang istri beliau diingatkan dengan ayat "Intansurullohu yansurkum wayutsabbit aqdamakum", dan istri beliau berujar "saya akan selalu mendukung apa yang mas dahlan lakukan" kurang lebih begitu. Ehm....Indah sekali, memang setiap pejuang akan mendapati romantisme dalam perjuangannya.
  4. Bergerak dalam kebaikan dan perbaikan. Kyai Ahmad Dahlan beserta 5 muridnya berinisiatif mendirikan Muhammadiyah, yang merupakan organisasi sosial pada saat itu untuk membantu rakyat pribumi yang pada saat itu berada pada kasta terendah. Dengan menyantuni mereka dan memberikan pendidikan kepada mereka. Hal inilah yang seharusnya ada pada setiap jiwa-jiwa anak bangsa saat ini, bahwa yang kita butuhkan saat ini adalah bergerak dan terus bergerak. Memang masalah pendidikan pada saat ini adalah ranah pemerintah, namun hal itu juga PR kita semua sebagai elemen bangsa ini, ketika pemerintah masih kewalahan maka kitalah sebagai anak bangsa melakukan sesuatu untuk memajukan dunia pendidikan bangsa ini. Kritik boleh asal disertai dengan Solusi, jangan hanya dapat mengkritik namun tanpa kontribusi nyata.
Mungkin hanya itu yang dapat saya share mengenai Film ini, dan saya sadari banyak sekali kekurang dalam penulisan mengenai Film ini, oleh karenanya mohon masukan agar kedepan saya dapat lebih baik lagi. Dan terkahir, saya sarankan untuk menonton Film ini karena sarat dengan nilai-nilai yang dapat kita ambil sebagai kayu bakar untuk mengobarkan Semangat Perbaikan bagi ummat dan bangsa ini. Terima kasih.

Senin, 06 September 2010

Puisiku untukmu

Bersandarlah kau di bahuku
agar dapat kurasa jua beban hidupmu
Bagilah senyum ceria dan bahagiamu
Agar dapat jua kurasa bahagia itu

Ijinkanku jadikanmu permaisuri hatiku
yang kan menyemai bunga-bunga cinta di sepanjang waktu

Ijinkanku tuk membimbing langkahmu
agar ridho dan barokah Ilahi bersama menyertaimu

Ijinkanku tuk mengusap air mata di pipimu
ketika sedih datang menyambangimu
agar tak lama sedih bergelayut pada dirimu

Ijinkanku membersamaimu
dalam suka dan duka
meniti hari kita bersama
karena rindu ini hajatkan hadirmu disisi...

Jumat, 03 September 2010

2 September 4 tahun yang lalu

Kamis, 2 September 2010 ketika ku buka account Facebook-ku kulihat di beranda sana beberapa teman kuliah dahulu memposting status bahwa tanggal ini 4 tahun yang lalu kami di wisuda di Hotel Sahid Yogyakarta. Ehm status teman-temanku itu membuatku sejenak kembali melayangkan ingatan pada tanggal itu. Beberapa hari sebelum tanggal itu diriku dan kawan-kawan sudah dibuat sibuk, untuk mencoba toga lah, untuk mencarikan penginapan untuk orang tua kami lah, dan lain sebagainya. Masih lekat dalam ingatanku, dua hari sebelum tanggal itu, diriku dan kawan-kawan satu kos pada saat itu ada Dona dan Henrych berniat untuk mencarikan penginapan yang murah namun tetap pantas untuk orang tua kami, karena satu kos tidak ada yang membawa sepeda motor maka malam itu kami bertiga meminjam sepeda kepada bapak kos dan ibu pemilik warung tempat biasa kami mengisi perut ini. Kejadian ini akan selalu melekat dalam ingatanku, betapa tidak, dari Kalasan, tempat kampus dan kos kami berada, kami bersepeda mencarikan tempat penginapan yang tidak terlalu jauh dari tempat kami wisuda. Melewati jalur bus AKAP kami bersepeda menyusuri jalanan di kegelapan malam, setelah hampir sampai di Bandara Adi sucipto, ternyata salah satu ban sepeda yang dikendarai teman bocor, walhasil kami ikut menuntun sepeda kami untuk mencarikan tukang tambal ban, beberapa meter berjalan Alhamdulillah kami menemukan tukang tambal ban. Setelah menunggu agak lumayan lama maka kembali kami melanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan. Setelah menanyakan beberapa hotel yang terletak dekat dengan tempat wisuda, akhirnya kami menemukan wisma yang cocok harga dan kondisinya. Lokasi memang tidak terlalu dekat namun masih dapat ditempuh dengan becak atau taksi. Setelah mendapatkan tempat penginapan lalu ku telpon ibunda agar dapat langsung menuju ke tempat penginapan jika sudah sampai di Yogyakarta. Sehari sebelum wisuda, ibunda dan adik pertamaku datang ke Yogyakarta, dan begitu sampai ku langsung menuju tempat penginapan. Karena beberapa hari sebelummnya kami sudah mencoba toga yang akan digunakan maka hari itu diriku dapat menemani ibu dan adik di penginapan sekitar sore karena siangnya kami melakukan gladiresik. Malam hari diriku kembali pulang ke kos untuk persiapan esok harinya, karena kami akan berangkat menggunakan bus dari kampus ke tempat wisuda. Teman-teman yang tempat pendidikannya di Semarang pun sudah menginap di kampus kami.

Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba, dengan menggunakan kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana hitam di padu dengan dasi kami menuju ke hotel tempat kami wisuda, setelah sehari sebelumnya kami melakukan gladiresik. Sesampainya disana kami langsung memakai toga kami dan sejenak bertemu dengan orang tua kami, karena orang tua dipersilahkan masuk terlebih dahulu. Ehm...masih lekat dalam ingatan sebelum kami masuk ke ruangan wisuda, sembari berbaris di luar gedung kami berfoto ria...indahnya persahabatan...Dan acara wisuda pun berlangsung khidmat, aku tak tahu apa yang dirasa ibundaku saat ku maju ke depan untuk diwisuda, yang pasti saat itu aku terharu, serasa gerimis hati ini, bagaimana tidak, ketika teman-teman yang lain didampingi ayah bundanya, diriku hanya ibunda dan adik yang menghadiri, dalam hati ku bergumam "Ayah, semoga engkau melihat ku diwisuda di alam sana, inilah anakmu ayah, Alhamdulillah berkat pertolongan Alloh ku dapat mewujudkan ingin ibunda"...

Dan kini, tak terasa ternyata sudah 4 tahun berlalu setelah moment indah itu, dahulu yang kami terima pelajaran dari bapak/ibu dosen di kelas, kini sedikit demi sedikit mulai kami praktekkan dalam dunia kerja.

Satu tahun bejuang bersama menggapai asa di BDK III Yogyakarta, dan 2 September 2006 kami telah dengan toga yang kami kenakan, kami bersiap untuk memasuki dunia kerja, meberikan sumbangsih kepada negara tercinta Indonesia.

-Terima kasih kepada kawan-kawan yang telah mengingatkanku bahwa 2 September 2006 kita telah di Wisuda-

Rabu, 18 Agustus 2010

Duhai wanitaku

Duhai wanitaku
Engkau tidaklah sebaik ibunda khadijah
tidaklah setegar ibunda khansa
tidaklah secerdas ibunda aisyah
tidaklah secantik ibunda zainab binti jahsyi
tidaklah sebijak ummu sulaim
Engkau hanyalah seorang seorang perempuan yang berusaha merajut cinta Allah
dengan segala keterbatasan
Ijinkanku menggapai dan menuntunmu mengarungi hari-hari
dalam bahtera cinta menuju keridhoan Ilahi

Duhai wanitaku
ijinkanku hadirkan namamu dalam untaian doa-doaku
agar Alloh senantiasa melindungimu
agar Alloh senantiasa melimpahkan rahmat dan barokahnya untukmu
agar Alloh ridho padamu hingga syurgalah tempat kembalimu

Duhai wanitaku
jadilah engkau permaisuri di istana hatiku
yang kan mengusir hampa dan sepi diri
Duhai wanitaku
semailah bunga cintamu di taman hatiku
agar ku bisa bersama berbagi semerbak wangi kasih dan sayang

Duhai wanitaku
sandarkan sedihmu di pundakku
agar kau tak menyimpannya sendiri
agar ku dapat jua merasainya

Duhai wanitaku
mari bersama kita jalani hari dengan irama cinta
cinta yang kan menguatkan cinta kita pada Alloh Subhanahu wa ta’ala
cinta yang kan menuntun kita menuju ridho dan syurga-Nya

inspired by posting seorang saudari di FS...

Senin, 16 Agustus 2010

Kala Coba Melanda dirimu....

Saat kudengar musibah kecelakaan menimpamu, ingin segera ku tahu bagaimana kabarmu disana, ingin ku menjadi yang ada disampingmu saat itu, namun syariat membatasi kita. Ingin sebenarnya ku menemani hari-harimu menjalani terapi agar engkau dapat kembali berjalan seperti sedia kala, ingin ku memapahmu, namun tetap ku tak bisa, karena syariat membatasi kita, diri ini belum halal untuk itu semua, hingga hanya doa yang dapat kupanjatkan kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala, semoga engkau segera diberi kesembuhan.

Sedih kurasa saat ku tahu kabar bahwa kau kecelakaan disana. Ingin rasanya jua kurasa derita yang sedang melandamu, ingin rasanya menjadi seorang yang ada disisimu untuk menguatkanmu, namun lagi-lagi ku belumlah halal untuk semua itu. Apapun yang nantinya terjadi padamu, sudah ku tekadkan dalam hati bahwa ku kan tetap setia menantimu dan menerima adamu, karena ku memilihmu karena Alloh, ku memilihmu dalam istikhoroh, untuk menjadi pendampingku kelak.

Aku tak mengerti mengapa kau tak memberi kabar padaku, hingga ku mengetahui engkau kecelakaan 2 pekan setelah kejadian, sangkaku, mungkin kau tak ingin diri ini khawatir, jika memang begitu adanya, maka semakin kuat dan mantap ku memilihmu menjadi pendampingku kelak, walau jika memang Alloh menakdirkan kita berjodoh, jangan pernah ada sedih yang kau simpan dariku, karena ku tak ingin sedihmu hanya kau yang merasa. Kelak jika Alloh telah menyatukan kita dalam janji suci pernikahan, maka sedihmu adalah sedihku, bahagiamu adalah bahagiaku, senyum ceriamu adalah penawar lelah yang kurasa, dan biarkan diriku menjadi pendengar yang baik atas segala hal yang ingin kau ceritakan.

Kini saat kau tengah berjuang untuk dapat berjalan kembali seperti sedia kala, ada jua rasa lelah yang kau rasa ku berusaha untuk merasakannya….
Maafkan diri ini yang tak dapat hadir disisimu saat sulit seperti ini, bukan karena ku tak ingin, namun karena ku hanya ingin tetap mewujudkan niatan untuk menikahimu dalam batasan syariat Alloh Subhanahu wa ta’ala hingga kelak pernikahan kita dipenuhi oleh barokah, rumah tangga yang kita bina menjadi rumah tangga yang sakinnah, mawaddah wa rohmah, dan cinta yang kita tersemai diantara kita menjadi cinta yang mendatangkan cinta Alloh Subhanahu wa ta’ala….

Jakarta , 15 Agustus 2010
-saat seorang yang tengah dirindu untuk mendampingi diri mendapat cobaan dari Alloh Subhanahu wa ta’ala-

Kamis, 05 Agustus 2010

Mutiara Kata II

Disini beberapa rangkaian kata baik yang saya copas ataupun merupakan hasil dari perenungan diri yang pernah saya posting sebagai status di Facebook saya dan merupakan kelanjutan dari postingan saya sebelumnya Mutiara Kata....

Boy...cinta tak ajarkan kelemahan dan keputusasaan, namun cinta mengajarkan kita suatu kekuatan bertahan dlm kesabaran...Jadi sabarlah boy... -celoteh hati pada diri, ini hari-

boy...langkahmu sudah tertinggal dari kawan-kawanmu...ayolah boy...terus kau melangkah, jangan kalah dengan lelah...boleh kau rehat sejenak namun segera kembali tapaki hari...karena waktu semakin cepat berjalan dan waktu tak mengenal siaran ulang...-bisikan hati menyemangati diri-

Boy...kau tahu, sabar itu tak berbatas, hanya diri kita saja yg terkadang memberinya batasan2, oleh karena sabar itu tak berbatas boy, maka Alloh menyuruh kita untuk meminta pertolongan pada-Nya dg sholat dan SABAR (Q.S. 2 : 153). Jadi jangan lg kau katakan sabar itu ada batasnya, oke boy? -nasehat hati pd diri-

Allohumma qonni'ni bi maa rozaqtanii wa baariklii fiih wakhluf 'alaa kulli ghooibatin lii bi khoirin (Ya Alloh jadikan aq merasa qonaah dg apa yg Engkau berikan padaku dan berikan aq keberkahan padanya. Dan berikan ganti kpdku dr apa2 yg luput dariku dg yg lbh baik). -HR. Hakim-

Mencipta rumahnya seindah surga..Menjaga akhlaqnya sebening mata..Qona'ah selendangnya dlm rumahtangga..Sejuk dikalbunya tunduk pandangannya..Dialah wanita sholehah seindah-indah hiasan dunia...yg hadirnya buat bidadari cemburu padanya..(Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim-Salim A Fillah-)

Hiasi parasmu dengan senyum tulus pada orang disekitarmu...itulah sedekah yang paling mudah...

Indah terasa ketika bersatu cinta dalam janji suci karena ilahi...

".....Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (Q.S. Saba' : 39)

Cinta tumbuh karena sebab-sebab tertentu namun cinta jg akan lenyap dg lenyapnya sebab-sebab itu, oleh karenanya ketika mencintai carilah sebab yg abadi, yaitu saling mencintai karena Alloh Subhanahu wa ta'ala. (Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu - Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah)

Biarlah rindu ini kuadukan pada-Nya...diselang waktu mustajabnya doa...agar tak hanya jadi rindu yg menyesak dan bergejolak dalam dada...namun rindu yg segera terobati dan mewujud jadi nyata... -melow mode on-

Sahabat, Apakah yg hati kita butuhkan selama menjalani kehidupan ini? Tak lain dan tak bukan yg hati butuhkan adlh ketenangan/ketentraman, dan dzikir kpd Alloh adalah hal yg dpt menghadirkan ketenangan/ketentraman hati. "...Ingatlah,hanya dg mengingati Alloh-lah hati menjadi tentram." (Q.S. 13:28) -oleh2 kuliah subuh pagi ini-

Sahabat, apakah engkau punya suatu keinginan? berusahalah tuk menggapai keinginan itu dengan usaha dan tekad yang keras serta iringilah dengan doa...mintalah kepada Dzat Yang Maha Memiliki Segalanya, Alloh Subhanahu wa ta'ala, dimana Dia telah memberikan beberapa waktu yang mustajab untuk berdoa, maka manfaatkan waktu-waktu itu untuk menghiba, memohon pada-Nya...

suka sama potongan dialog di film Sang Murobbi : Istri :"Tapi afwan ya Bi jangan marah, saya masih bingung besok masak apa, uang yang abi kasih kan udah abis"; Suami :"Klo uang udah abis, ya minta aja lagi sama Alloh"; Istri :"Kan Alloh kasihnya lewat abi, jadi saya mintanya sama abi"; Suami:"Klo uang udah abis Nay, ...itu berarti rezeki udah mau dateng lagi"

Perintah mendirikan sholat selalu diikuti dg perintah menunaikan zakat, terlihat bhw zakat jg merupakan kewajiban umat muslim, sudahkah qt keluarkan zakat dr harta qt? Mari tunaikan zakat untuk kesejahteraan umat. -kuliah subuh pagi ini-

"Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (HR. Ibnu Hibban)

Tanpa SYUKUR dan QONAAH harta yang melimpah bisa menjadi musibah, namun dengan syukur dan qonaah harta tak seberapa akan menjadi berkah...InsyaAlloh..
Istri yang qonaah, membuat sang suami semangat bekerja mencari nafkah dan tetap istiqomah....InsyaAlloh....

karena melayar biduk rumah tangga tak hanya butuh dayungan CINTA namun juga harus mengembangkan layar TAQWA agar sampai pada sakinah mawaddah warohmah yang menjadi harapan bersama...

Ketika bahagia hanya dinilai dari berlimpahnya harta maka berhati-hatilah, karena akan membuat kita buta, tak peduli mengambil punya siapa yg penting diri tak menderita... -Ya Alloh jadikan dunia ditanganku bukan dihatiku- (inspired by eramuslim.com)

Sahabat, semailah benih cintamu di indahnya taman taqwa...sinarilah dg cahya kasih dan tulusnya jiwa...siramilah dg sejuknya air keimanan pada Alloh Subhanahu wa ta'ala...pupuklah dg cinta karena-Nya...maka kan kau dapati cinta itu tumbuh subur dan mekar tebarkan semerbak wanginya...InsyaAlloh...

Sahabat, indahkan pagi....bahagiakan diri...dengan senyuman tulus dari hati...senyuman yang kan semakin eratkan jalinan ukhuwah ini...senyum yang kan bangkitkan energi positif dalam diri...senyuman yang mengharap ridho dan barokah Ilahi Robbi...

Sahabat...anda bisa mengeluh karena tangkai bunga mawar berduri, atau anda berbahagia dan takjub karena bersama tangkai berduri itu tumbuh bunga mawar yg indah merekah dan mewangi...

Dengan bersyukur tekanan dalam jiwa akan semakiin berkurang dan hati jadi kian lapang...dengan bersyukur akan mendatangkan keberkahan lalu wajah lebih menarik, berseri dan penuh sabar...dengan bersyukur hidup akan semakin indah terasa...(inspired by Tarbawi edisi 226 Th.11)

hanya pada-Mu ku bertanya dan menghiba...pada saat-saat mustajabnya doa...apakah pantas diri ini untuknya....-mellow syndrome-

Sahabat...kala engkau merasa ujian/cobaan hidup terasa berat maka ingatlah "Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...(Q.S. 2 : 286)", adukan ujian/cobaan yang kau alami pada-Nya, menangislah dan menghibalah pada-Nya, mohonlah kekuatan pada-Nya, mohonlah petunjuk-Nya, mohonlah kemudahan ...dan jalan keluar atas segala permasalahan kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala...

boy...ketika bingung, resah dan gelisah datang melanda, adukanlah kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala agar kau dapatkan suatu ketenangan Jiwa...(celoteh hati pada diri)

Ibunda

Kali ini ku ingin berbagi cerita tentang seorang manusia yang begitu besar pengaruhnya dalam kehidupanku. Sesosok manusia yang begitu gigih dalam perjuangannya, sesosok manusia yang begitu sabar hatinya, dan masih banyak hal lain yang baik dari dirinya yang tak dapat kusebutkan namun semua itu kurasakan. Cahaya cintanya tak pernah pudar menerangi setiap langkahku, hembusan angin kasihnya senatiasa menyejukkan diri ini, untaian doanya merdu terlantunkan senantiasa menyelimuti diri ini. Sungguh tak hentinya syukur kupanjatkan kehadirat Ilahi Robbi atas kehadirannya dalam kehidupanku. IBU demikian panggilanku kepadanya.

Sudah kurang lebih 15 tahun ibundaku berjuang sendiri mencari nafkah untukku dan kedua adikku, karena 15 tahun yang lalu ayahku sebagai pencari nafkah keluarga meninggal dunia karena kecelakaan, dalam kurun waktu tersebut ku lihat betapa gigihnya beliau, betapa tegarnya beliau melanjutkan perjuangan hidup kami dan dalam 15 tahun itu ibundaku memilih untuk tetap menjaga cintanya kepada ayahandaku. Kini sudah hampir 3 tahun, Alhamdulillah diri ini sudah dapat membantu ibundaku untuk biaya sekolah dan kuliah kedua adikku dan ketika kuingat lagi apa yang telah beliau lakukan untuk diri ini, maka semua yang kuberikan padanya selama 3 tahun ini tak berarti apa-apa. Dan kisah yang kan kubagi disini merupakan sekelumit kisah yang mencerminkan begitu cintanya, begitu sayangnya beliau kepada diri ini.

Malam tanggal 4 Agustus 2010, tepatnya setelah sholat maghrib, seperti biasa jika awal bulan setelah ku transfer sebagian penghasilanku untuk membantu ibunda di kampung sana, ku telepon beliau untuk mengabarkan bahwa diriku sudah mentransfer ke rekeningnya, dan setelah mengutarakan hal tersebut, tak henti ku cari topik pembicaraan lain agar ku dapat lebih lama berbincang dan melepas rinduku pada beliau. Hingga ku ingat bahwa akhir-akhir ini ku mempunyai keinginan untuk membeli rumah, dan hal ini pun ku ceritakan kepada ibunda, beliau mendukung inginku ini, dan setelah kuceritakan hitung-hitungan penghasilan ku jika ku mulai mencicil rumah, maka beliau pun mengatakan hal yang sangat menyentuh hatiku, “Sudah Fi, nanti kalau kamu jadi ambil rumah, dan kuliah adikmu sudah selesai, kirimanmu untuk ibu tidak sebesar yang biasanya juga tidak apa-apa”….deg….langsung sejenak ku tak dapat bicara, lalu setelah itu ku katakana kepada beliau “ya nggak gitu maksudnya bu, nanti kalau adik dah selesai kuliah kan saya juga kuliah tahun depan selesai, jadi alokasi dana buat kuliah masih bisa buat nambah nglunasin cicilan bu….”

Rabu, 28 Juli 2010

Duhai Permata Hati

Duhai Permata hati
yang selama ini kucari
kini kau telah kutemui dan ada disisi
temani diri arungi hari

Duhai Permata hati
padamu kutambatkan kerinduan ini
padamu kusemai cinta berharap barokah Ilahi

Duhai Permata hati
kini halal kupandangi indah kilaumu
dalam ikatan suci pernikahan

Duhai Permata hati
ku tak ingin buatmu nampak bercahaya dengan harta
karena harta hanya sementara saja
ijinkanku balurimu dengan ilmu dan keimanan
karena itulah yang kan terbawa hingga akhirat sana

Duhai Permata hati
kepada Ilahi kumohonkan
agar cinta ini menambah cinta kita pada-Nya

Jumat, 23 Juli 2010

BAB I NOVEL LASKAR PELANGI



Sudahkah sahabat membaca Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata? lalu apakah yang sahabat dapatkan dari Novel tersebut?

Beberapa nilai disana dapat kita dapati, tentang nilai-nilai perjuangan untuk meraih dan mewujudkan mimpi serta keindahan suatu persahabatan, dan pada kesempatan ini saya hanya ingin berbagi salah satu Bab dari novel tersebut. Bab I pada novel laskar pelangi menyuguhkan awal cerita perjuangan seorang Ikal yang kelak (dalam lanjutan novel tetralogi laskar pelangi) berhasil mewujudkan impiannya untuk merasakan siraman ilmu di salah satu universitas ternama didunia, yaitu Sorbone University, Prancis. Dalam Bab I tersebut diceritakan hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadiyah, dimana hari itu merupakan hari yang sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa yang benar-benar tulus mengabdikan diri mereka dalam dunia pendidikan, yaitu Bu Muslimah dan Pak Harfan, serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah itu akan ditutup. Sebagian besar dari para calon murid tersebut didampingi oleh masing-masing orang tua mereka kecuali satu, Lintang. Ketika pagi beranjak siang dan sang mentari pun mulai meninggi, jumlah murid tidak juga bertambah dan tetap berjumlah 9 orang, raut kecemasan yang sedari tadi menghiasi wajah Bu Mus dan Pak Harfan kini mulai menyebar kepada para orang tua murid yang ada didalam kelas tersebut. Bagaimana jadinya kalau sekolah ini ditutup, akankah anak-anak mereka kehilangan kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan dan hanya menjadi buruh di pasar, pelabuhan atau perusahaan timah yang terdapat di Pulau Belitong, mungkin inilah yang berkecamuk dalam benak dan pikir para orang tua.

Seakan tak mau kompromi, perlahan tapi pasti sang waktu terus mengikis kesempatan bagi 9 calon murid tersebut, hingga ketika kesempatan itu mulai terlihat suram dan menggelap, secercah sinar harapan datang untuk kembali meneranginya, seorang anak berlari dengan ibunya yang kepayahan dan tergopoh-gopoh mengikuti sang anak tersebut menuju SD Muhammadiyah. Raut kecemasan dan ketegangan di wajah Bu Mus dan Pak Harfan serta para orang tua murid berganti menjadi semburat senyum kesyukuran yang menyungging di wajah mereka. Harun, itulah nama anak tersebut, seorang anak yang mempunyai keterbelakangan mental itulah yang telah menjadi penyelamat bagi 9 temannya untuk dapat menikmati pengalaman hidup menuntut ilmu di bangku sekolah dan Harun jualah yang menjadi awalan, bagaimana nantinya Ikal dapat mewujudkan mimpinya kuliah di Sorbone, Prancis. Inilah bentuk keadilan dan keseimbangan yang diperlihatkan Alloh kepada manusia.

Dari bab I novel laskar pelangi tersebut maka mari kita lihat kembali orang-orang di sekitar kita, orang tua kita, keluarga kita, teman kita, mungkin saja mereka merupakan salah satu faktor di balik keberhasilan kita saat ini. Sebagaimana adanya sang mentari dan rembulan yang saling melengkapi untuk memberikan sinarannya kepada sang bumi, kita memang tidaklah sempurna dan penuh kekurangan namun kehadiran orang-orang disekitar kita dapat membuat kehidupan kita akan terasa sempurna karena merekalah yang kan melengkapi kita dan meng-cover kekurangan kita. Wallohu a’lam.

Inspired by rekan satu seksi yang telah berbagi cerita….

Kamis, 08 Juli 2010

Catatan Tentang Seorang Lelaki

Seorang lelaki baik sebagai ayah atau suami tak kan ingin melihat anak istrinya menderita
karena yang ia ingin adalah anak istrinya merasa bahagia

Seorang lelaki baik sebagai ayah atau suami tak kan ingin melihat anak istrinya menangis lara
karena yang ia ingin adalah anak istrinya tersenyum ceria

Seorang lelaki baik sebagai ayah atau suami tak kan ingin melihat anak istrinya bersedih
karena jika itu terjadi maka hatinya pun kan terasa perih

Seorang lelaki baik sebagai ayah atau suami tak kan ingin anak istrinya jua merasakan lelah yang menggelayutinya
karena baginya lelah itu bentuk tanggung jawab terhadap anak istrinya

Karena bagi seorang lelaki
baik sebagai ayah atau suami
hadirnya anak istri disisi adalah sumber kekuatan tersendiri
untuknya menahkodai bahtera rumah tangga mengarungi samudera kehidupan ini
menghadapi debur ombak dan badai yang mungkin kan menghampiri
menuju bahagia yang dimimpi

Karena bagi seorang lelaki
baik sebagai ayah atau suami
hadirnya anak istri disisi adalah sumber semangat tersendiri
untuknya terus melangkahkan kaki melewati tangga-tangga ujian hidup ini
mengharap barokah dan keridhoan Ilahi

Sabtu, 22 Mei 2010

Padamu malam ku bercerita

Pada pekatnya malam ku bercerita
Tentang kisah seorang anak manusia
Yang tengah wujudkan asa dan cintanya
Dengan rangkaian usaha dalam untaian doa-doanya

Pada pekatnya malam ku bercerita
Tentang kisah seorang anak manusia
Yang menghabiskan sepertiga akhir malamnya
Dengan tetes air wudlu dan tunduk sujud pada Tuhannya
Bertaubat dan mohon ampun atas segala khilaf dan dosa dengan linangan air mata

Pada pekatnya malam ku bercerita
Tentang kisah seorang anak manusia
Yang menghabiskan sepertiga akhir malamnya
Menghiba dan meminta kepada Dzat yang maha memiliki segala

Pada pekatnya malam ku bercerita
Tentang kisah seorang anak manusia
Yang menghabiskan sepertiga akhir malamnya
Dengan menggantungkan segala harapannya kepada Dzat yang maha kuasa

Pada pekatnya malam ku bercerita
Tentang kisah seorang anak manusia
Yang menghabiskan sepertiga akhir malamnya
Memohon cinta yang harapkan bahagia dan hadirkan wangi-wangi surga

Pada pekatnya malam ku bercerita
Tentang kisah seorang anak manusia
Yang menghabiskan sepertiga akhir malamnya
Memohon cinta yang terbingkai dalam syariat, barokah dan ridho Alloh azza wa jalla...

Menjadi Manusia yang bermanfaat

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni). Hadits ini dishahihkan oleh al Albani didalam “ash Shahihah” nya.

Sudahkah kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan Seberapa manfaatkah diri kita saat ini bagi orang lain di sekeliling kita? Mungkin itulah pertanyaan yang seharusnya menjadi pengisi benak kita setiap hari, agar menjadikan kita memiliki motivasi lebih dari hari ke hari untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadi pribadi yang menjadi paling baik yaitu menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain seperti disebutkan Rosululloh dalam hadits diatas. Jikalau diibaratkan sebagai suatu benda, semakin tinggi nilai manfaat benda tersebut maka semakin berharga untuk kita miliki dan kita akan merasa sangat kehilangan jika benda itu hilang dari kita, begitu juga dengan manusia, semakin tinggi nilai manfaat dirinya bagi orang lain maka akan semakin bernilai dirinya dihadapan manusia yang lain, jangan sampai adanya kita di dalam keluarga atau dalam hidup bermasyarakat tidak mempunyai nilai apa-apa sehingga ketika kita meninggal mereka tidak merasa kehilangan kita. Dan manusia dengan anugerah akal dari Alloh Azza wa jalla masih terus dan selalu mempunyai kesempatan serta waktu untuk meninggikan nilai manfaatnya bagi manusia yang lain entah itu dalam lingkup yang paling kecil yaitu dalam sebuah keluarga sampai lingkup yang besar yaitu ummat, bangsa dan negara.

-terinspirasi oleh perkataan seorang Direktur baru pada saat Ceramah Pengarahan beliau kepadaku dan teman yang lain-

Kisah Seorang Penjual Tempe

Cerita singkat nan sederhana yang akan saya bagi pada kesempatan ini saya dapatkan dari seorang senior di kantor dimana pada waktu itu ada acara internalisasi nilai-nilai organisasi kami. Karena menurut saya cerita ini inspiratif maka saya bagikan disini untuk dapat sama-sama kita ambil hikmah dari cerita ini. Bagi yang sudah pernah dengar semoga postingan ini menjadi sarana untuk mengingat kembali dan bagi yang belum semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Seperti biasa, sebelum mulai mebacanya mari kita lafadzkan "Bismillahirrohmanirrohim" agar Alloh memberikan barokah-Nya kepada kita semua. Selamat menikmati.....


Ada seorang pedagang tempe yang setiap harinya bangun di pagi hari jam 3 pagi menyiapkan tempe yang telah dibuatnya untuk dibawa ke pasar di hari itu. Sebagaimana biasanya setelah sholat tahajud mulai di packing mneyiapkan dagangannya untuk dibawa ke pasar dan setelah siap dia pergi di pagi buta menuju pasar dimana biasa dia berjualan yang mempunyai jarak cukup jauh, dan ketika subuh datang maka dia mampir ke masjid untuk melakukan sholat subuh, setelah itu kembali dia melanjutkan perjalanan agar tidak kesiangan sampai di pasar untuk menjual tempenya. Pukul 6 pagi dia sampai di pasar dan mulai menggelar dagangannya sampai sekira pukul 10 pagi dagangannya habis dan dia pun pulang kembali ke rumahnya dengan membawa uang hasil berjualan untuk membeli bahan makanan untuk hari itu. Pada suatu ketika tempe yang dia buat tidak jadi-jadi, jam 3 pagi dia lihat belum jadi tempenya, ditunggunya sembari dia menunaikan sholat tahajud dan berdoa semoga tempenya jadi sehingga dia dapat berjualan dan memberi makan pada keluarganya hari itu. Namun setelah sholat dan berdoa dia kembali tengok tempenya, belum juga jadi, sembari tetap berprasangka baik dan jika dia tidak berjualan maka entah akan makan apa keluarganya hari itu maka tetap dia berangkat menuju pasar dengan membawa tempe yang belum jadi sambil terus berharap semoga tempenya jadi nanti setelah sampai di pasar. Setelah mampir sholat subuh kembali dia melihat tempe dagangannya, masih juga belum jadi, dan dengan terus berharap bahwa tempenya akan jadi di pasar nanti, kembali dia melanjutkan perjalanannya, sesampainya di pasar digelarlah dagangan tempenya seperti biasa, walaupun tempenya belum jadi, hingga jam 10 tidak ada yang membeli tempe yang belum jadi itu, akhirnya dia putuskan untuk membawa kembali tempenya itu pulang ke rumah, namun ketika bersiap-siap akan pulang dan membereskan dagangannya datanglah seorang ibu sedang mencari tempe yang belum jadi karena anaknya sangat suka sekali tempe namun akan pergi ke luar negeri malam nanti, sehingga harapannya jika besok sampai di luar negeri, tempe itu jadi dan bisa dimasak untuk dinikmati. Maka diboronglah semua tempenya itu oleh ibu tersebut dan ketika dia ceritakan yang dia alami pada hari itu sang ibu memberikan uang tambahan kepadanya.

Hikmah dari cerita di atas adalah setiap kejadian yang menimpa kita entah itu yang membuat kita bahagia atau mengundang duka lara pasti ada hikmahnya, walaupun mungkin kita tidak dapat melihat dan merasakan hikmah itu secara langsung ketika kejadian itu terjadi, dan juga boleh jadi kita anggap bahwa kejadian itu tidak baik bagi kita, namun dengan terus berdoa dan berprasangka baik pada Alloh maka hikmah dari kejadian itu adalah sesuatu yang sangat baik bagi kita, sebagaimana kisah seorang penjual tempe diatas. Dan hal ini disebutkan dalam Al-qur’an “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqoroh : 216). Oleh karenanya setiap kejadian yang menimpa diri kita mari kita sikapi dari sudut pandang yang paling positif dan tetap berprasangka baik pada Alloh Subhanahu wa ta’ala, karena bahkan dalam suatu uji/coba disana akan selalu ada alasan untuk kita senantiasa bersyukur yang dengan begitu kan kita dapati hikmah positif dan tiada uji/coba tersebut melemahkan diri melainkan akan menguatkan dan menjadikan kita lebih bijak serta lebih dewasa dalam menjalani setiap peran kita dalam kehidupan fana di dunia ini. Wallohu a’lam.

Jumat, 07 Mei 2010

Puisi Perpisahan (2)

Puisi ini hasil kolaborasi saya dan Ibu Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi yang sekarang sudah menjadi Kepala Kantor di Palembang, Ibu Nia, Puisi ini kami persembahakan untuk Bapak Kepala Bidang Kami yang ketika itu akan memasuki masa purna tugas Bpk. Setia Darma Kanani....

Ayahanda,
Disaat kami tengah mencari
Makna Kearifan, sosok ketauladanan, serta
Segala Wujud kebaikan dan keikhlasan
Pada kebersahajaanmu kami menemukan,
Kebersahajaan yang apa adanya
Yang mengantarkan alam sadar kami akan suatu rasa….
hormat dan kasih dalam balutan keanggunan cinta

Ayahanda,
Memang, waktu bukanlah milik kita, tak seorangpun yang mampu menahan masanya
Keinginan kami tak seiring dengan batas kebersamaan kita yang mesti usai
Pertemuan dan Perpisahan kan datang silih berganti
menjadi kepingan hidup tak terlupakan
hingga mengendap menjadi sebuah kenangan
kenangan akan sebuah kebersamaan yang penuh keakraban
Kini Perpisahan menyapa
walau jiwa masih ingin terus bersama
namun apalah daya, jalan hiduplah yang memaksa

Ayahanda,
Bibir kami terkatup rapat, lidah kelu tertahan
enggan berucap kata perpisahan
karena hanya mengundang kepiluan
dan mengumbar getir sedih semata
Tapi tiang keyakinan kami kokoh berdiri menopang asa
bahwa tali silaturahim akan tetap erat mengikat hati kita

Ayahanda,
Salah dan khilaf tiada lepas dari sebuah pergaulan
karena kita hanyalah seorang insan
tiada lagi yang kami harapkan
selain maafmu yang penuh ketulusan
Doa kami semoga Alloh membimbingmu melanjutkan perjalanan
dan selalu dalam limpahan rahmat serta keberkahan
Aamiin….

Puisi Perpisahan (1)

Pertemuan dan Perpisahan kan datang silih bergantian
menjadi kepingan hidup tak terlupakan
hingga mengendap menjadi sebuah kenangan
kenangan akan sebuah kebersamaan
yang penuh keakraban

Kini Perpisahan menyapa
walau jiwa masih ingin terus bersama
namun jalan hiduplah yang memaksa
tugas baru sudah menunggu di hadapan
jalani dengan ikhlas dan penuh kesadaran
hingga kelak kan kau raih kesuksesan

Salah dan khilaf tiada lepas dari sebuah pergaulan
karena kita hanyalah seorang insan
tiada lagi yang kami harapkan
selain maafmu yang penuh ketulusan

Doa kami semoga Alloh bimbingmu dalam berjalan
dan berikanmu kemudahan dalam segala urusan
Aamiin….

Rabu, 05 Mei 2010

untukku dan untukmu kawan...

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
lebih eratkan peganganmu pada tali agama Alloh Azza wa Jalla
agar kau tak terperosok pada jurang dosa dan maksiat
agar kau tetap optimis dalam jalani hidup di dunia

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
janganlah kau tinggalkan jamaah kebaikan
karena mereka kan kuatkanmu dengan nasehat
nasehat tentang kebenaran dan kesabaran

kawan...
ketika uji dan coba semakin kau rasa berat
mintalah kekuatan dan menghibalah pada Dzat yang Maha Kuasa
agar sedih di hati tak lama menjerat
agar ayunan langkahmu semakin ringan kau rasa

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
ingatlah bahwa Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
yang dengan begitu godaan berat itu akan lewat
dan InsyaAlloh uji dan coba itu kan mengangkat derajat kita di sisi-Nya

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
yakinlah ini hanya sementara saja
agar keping hati tak terkotori oleh putus asa yang berkarat
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Jakarta 05052010 -celoteh hati pada diri-

untukku dan untukmu kawan...

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
lebih eratkan peganganmu pada tali agama Alloh Azza wa Jalla
agar kau tak terperosok pada jurang dosa dan maksiat
agar kau tetap optimis dalam jalani hidup di dunia

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
janganlah kau tinggalkan jamaah kebaikan
karena mereka kan kuatkanmu dengan nasehat
nasehat tentang kebenaran dan kesabaran

kawan...
ketika uji dan coba semakin kau rasa berat
mintalah kekuatan dan menghibalah pada Dzat yang Maha Kuasa
agar sedih di hati tak lama menjerat
agar ayunan langkahmu semakin ringan kau rasa

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
ingatlah bahwa Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
yang dengan begitu godaan berat itu akan lewat
dan InsyaAlloh uji dan coba itu kan mengangkat derajat kita di sisi-Nya

kawan...
ketika uji dan cobaan semakin kau rasa berat
yakinlah ini hanya sementara saja
agar keping hati tak terkotori oleh putus asa yang berkarat
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Jakarta 05052010 -celoteh hati pada diri-

Senin, 03 Mei 2010

Mencipta bahagia dalam rumah tangga...

Assalamu'alaykum, bro and sist sekalian Alhamdulillah kita masih dipertemukan dalam kesempatan ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wassalam, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Bro and sist yang dirahmati Alloh, ahad 2 Mei 2010 pukul 16.00 WIB seperti biasa, saya sudah siap di depan tipi utk menonton siaran ulang acara kick andy yg pada kesempatan itu mengangkat tema istri yg kurang sempurna. Mungkin bro and sist ada yg berpikiran, "luthfi ini, ngomonginnya kok klo ga nikah ya rumah tangga, tp ngomongin doank, kagak praktek-praktek",hehehe, eits sabar bro and sist, saya jg lagi usaha, namun begitu catatan ini adalah sarana sharing/berbagi untuk bro and sist yang tak sempat menonton kick andy edisi tsb, bagi yang belum menikah, catatan ini tiada maksud untuk mengompori hanya semoga dapat menjadi tambahan bekal ilmu untuk kelak mengarungi hidup rumah tangga dan untuk yg sudah berumah tangga tiada maksud menggurui hanya mungkin tambahan referensi semoga bermanfaat untuk menjaga dan lebih menguatkan cinta anda pada pasangan dalam hidup rumah tangga hingga bahagia selalu ada bersamanya. Mungkin memang tak menyeluruh namun paling tidak inti-inti yg ingin disampaikan acara kick andy tersebut ada di catatan ini.

Oke, tak perlu lg berpanjang lebar, mari kita bersama nikmati, resapi dan renungi catatan ini, tp jangan lupa baca Basmalah dulu yo, biar tambah barokahnya, and klo ada saran dan kritik akan sangat menyenangkan sekali...check this out...^_^

Setiap orang dalam hidup berumahtangga sudah pasti menginginkan yang namanya kebahagiaan, namun terkadang mereka lupa untuk mengusahakan hal-hal yang membuat bahagia itu hadir dalam kehidupan mereka. Karena sebenarnya bahagia itu bukanlah suatu rasa yang hadir begitu saja, ia adalah rasa yang hadir dari apa yang telah kita upayakan, dan kita minta pada Alloh Subhanahu wa ta'ala. Kebahagiaan bukanlah hanya semata hak salah satu pasangan, namun kebahagiaan itu adalah hak dari kedua pasangan yang diupayakan oleh suami dan istri, kebahagiaan adalah sesuatu yg diperjuangkan setiap saat. Kelapangan hati dari seorang suami dan istri untuk saling memberi dan juga menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing merupakan salah satu hal yang akan hadirkan bahagia dalam rumah tangga.

Hal lain agar terciptanya bahagia dalam rumah tangga adalah adanya komitmen dari masing-masing individu untuk saling menjaga cinta mereka, keterbukaan dan kesadaran bahwa rumah tangga mereka tak hanya terbangun dengan cinta namun disana diperlukan adanya taqwa yang akan lebih menguatkan jalinan cinta yang mentautkan hati-hati mereka dan hadirkan kesetiaan serta tak hanya hadirkan bahagia tetapi lebih dari itu dengan taqwa akan hadirkan sakinah mawaddah wa rohmah yang begitu diidam-idamkan setiap pasangan suami istri.

Dan yg terakhir adalah cinta itu ingin selalu memberi untuk membahagiakan pasangannya, dan bahwa perkawinan itu tak hanya sebagai tempat untuk melegalkan hubungan biologis manusia namun lebih dari itu perkawinanan adalah tempat untuk berbagi, saling meringankan, tidak menuntut tetapi memberi dan inilah yang menjadikan cinta itu indah sekali karena baik istri ataupun suami berebut untuk memberikan yang terbaik. Wallohu a'lam bishowab.

-inspired by kick andy edisi istri yang kurang sempurna-


Saat cinta hadir bagai bunga yang bermekaran dan tebarkan wangi di taman jiwa, maka rawatlah ia, sirami dg air keimanan, terangi dg cahaya ketaqwaan, pupuklah dg kasih sayang, pengertian dan kesetiaan, hingga cinta itu terus tumbuh menjulang menggapai sakinah mawaddah warohmah dan barokah serta ridho dari Alloh Subhanahu wa ta'ala...

Rabu, 24 Maret 2010

Bait Doa untuk kalian Adikku tersayang...

Kala merenung, dan ingatanku melayang menembus ruang dan waktu menuju rumah di kampung sana, rumah dimana kunikmati hangat dan indahnya kasih sayang ibu dan kedua adikku, perlahan bibirku bergerak berucap, tertunduk hati khusyu' berdoa memohon kepada Dzat Yang Maha Memiliki Segalanya...bait doa untuk ibu sudah pasti dan juga untuk ayah yang telah lama tiada juga tak pernah ketinggalan, dan satu lagi doa untuk kedua adikku...

maafkan adik-adik, kakakmu ini belum bisa menjadi kakak yang baik untuk kalian, kakakmu ini belum bisa sepenuhnya menggantikan peran ayah yang telah lama meninggalkan kita, hanya bait doa kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala di sela-sela waktu mustajabnya doa terlantun dari lisan ini...

Ya Alloh...Ya Rohman...Ya Rohim...Ya Ghofur...
Ampunilah segala dosa dan khilaf kedua adikku
terangilah hati mereka dengan Nur Hidayah-Mu
Kuatkan pancang keimanannya
Lindungilah mereka Ya Alloh
Naungi kedua adikku dengan rahmat, barokah, ridho dan ampunan-Mu

Ya Alloh...Ya Karim...
jadikanlah kedua adikku menjadi wanita yang sholehah
jadikanlah kedua adikku menjadi wanita yang qonaah

Ya Alloh, karuniakanlah kepada adik-adikku suami yang sholeh yang Engkau cintai dan mencintai-Mu
karuniakanlah kepada adik-adikku suami yang sholeh yang bisa menuntun dan membimbing mereka di jalan yang Kau ridhoi

Ya Alloh, jadikanlah kedua adikku sebagai ahli syurga-Mu
kumpulkanlah kami sekeluarga kelak di syurga-Mu

Aamiin....



Ayah aku rindu padamu

Lekat kupandangi foto diatas meja, terpampang jelas disana seorang lelaki dewasa berkacamata dengan seorang anak lelaki kecil memakai toga bak mahasiswa yang telah diwisuda, seorang anak perempuan kecil yang mengenakan busana muslimah dan seorang perempuan dewasa juga dengan berpakaian muslimah Nampak foto bersama di samping sebuah gedung. Sang lelaki dewasa itulah ayahku, perempuan dewasa itulah ibuku, anak lelaki kecil yang mengenakan toga itulah diriku yang baru saja selesai TPA mengkhatamkan iqro’, dan anak perempuan kecil berpakaian muslimah itulah adik perempuan pertamaku. Masih sangat jelas dalam ingatanku kala itu, begitu antusiasnya ayah dan ibuku menghadiri acara wisuda iqro’-ku tersebut, namun kali ini aku sedang tak ingin membahas acara wisuda itu, namun aku hanya ingin menulis sedikit tentang ayahku, ayah terbaik sepanjang hidupku. Kuswanto itulah nama ayahku lahir tahun 1959 -tahun kelahirannya aku ingat betul, karena tahun beliau meninggal hanya tinggal dibalik saja 1995-, ayah yang hanya kudapati hangat pelukannya dan kasih sayangnya selama 7 tahun, karena ditahun ketujuh Alloh telah memanggilnya kembali. Sungguh aku ingat betul penggalan-penggalan kenangan bersamanya, sering ayahku mengajak luthfi kecil ke kantornya melihat bagaimana ia bekerja mencari nafkah untuk kami keluarganya. Ayahku adalah ayah terbaik sepanjang hidupku walaupun ia hanya lulusan SMK namun tetap ia membanggakanku, bekerja sebagai seorang teknisi di salah satu perusahaan elektronik terbesar di Indonesia kala itu.

Dia selalu ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya terkhusus bagi kami anak-anaknya. Beliau memasukkan diriku ke Taman Pendidikan Al-qur’an di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto -masjid pertama dimana ku belajar huruf hijaiyah bersama ilmu tajwidnya-, kala itu aku berumur 5 tahun (kalau tak salah). Walaupun saat itu aku termasuk anak yang agak susah untuk berangkat mengaji namun Ibuku tersayang tak lelah membujukku untuk berangkat mengaji. Dan satu hal yang tak kan kulupa adalah saat dimana ku pulang mengaji, ibu bersama adikku datang menjemput lalu kami bertiga ke kantor ayah yang tak jauh dari masjid, untuk selanjutnya pulang bersama ayah, entah itu mampir dulu ke pasar kaki lima untuk membeli makanan atau langsung pulang, ehm…jika kuingat masa itu indah sungguh indah kurasa. Dan karena itulah inginku kelak ketika berkeluarga bias berjalan-jalan bersama istri dan anakku menikmati indahnya suasana senja, karena aku sudah pernah merasakannya bersama ayah bunda dan adikku, maka aku pun ingin anakku kelak dapat merasakannya juga. Dengan ayah yang bekerja sebagai pegawai swasta dan ibuku yang seorang guru SMA Negeri, boleh dikata kehidupan kami berkecukupan, ketika teman-temanku baru memiliki TV hitam putih, ayahku sudah mampu membelikan kami TV berwarna -yang masih ada hingga kini-, ketika keluarga teman-temanku di kampong beum memiliki sepeda motor, ayahku sudah mampu membelikan kami sepeda motor -yang juga masih ada hingga kini-. Namun terlepas dari itu semua satu hal yang sangat kusyukuri dan harus juga kuucapkan terima kasih kepada ayahku adalah dengan memasukkan aku ke Taman Pendidikan Al-qur’an, karenanya ketika teman-temanku di kampung belum lancar melafazkan huruf hijaiyah, aku Alhamdulillah sudah lancar melafazkan bahkan beberapa surat dalam Al-qur’an telah kuhapal.

Kebersamaan yang indah yang juga masih lekat dalam ingatanku adalah ketika ayah pulang agak malam karena ada lembur di tempat kerjanya, aku, ibu, dan adik menungguinya pulang, dan ketika ia berucap salam kami langsung menghambur membukakan pintu untuknya, lalu langsung aku minta digendongnya dan adikku dibopong di depan,sementara ibu meraih tas ayahku dan barang bawaannya serta membawakan sepatunya, ehm…indah rasanya kala itu, beruntungnya aku dilahirkan di tengah keluarga yang begitu harmonis. Namun kehangatan dan kebersamaan itu hanya berlangsung 7 tahun saja, tak begitu lama, saat aku berusia 7 tahun, adikku 5 tahun, dan adik keduaku berusia 8 bulan hamper menuju 9 bulan dalam kandungan ibuku, Alloh memanggil ayahku untuk kembali pada-Nya. Sungguh aku sangat ingat ketika pagi itu, sebagaimana biasa ayah mengajakku mengantarku ke sekolah, namun diriku yang sedang asyik berangkat berjalan kaki bersama teman-temanku memilih untuk berjalan kaki, dan begitu kagetnya diriku ketika pulang sekolah ibu pamanku mengajakku ke rumah sakit, bingung aku kenapa diajak kesana, padahal sakit pun tidak diriku, dan bertanya diri ini, kemanakah adik, ibu dan ayah? Dan pertanyaanku itu baru terjawab ketika sampainya diriku di rumah sakit, disuatu ruangan disana ibuku terduduk di pinggi ranjang, adikku digendong bibiku, dan di ranjang itu terbaring ayahku, tak begitu parah kelihatannya, karena hanya lecet-lecet saja di beberapa bagian kaki dan tangannya. Ku mendekat padanya dan kucium takdzim tangannya, beberapa hari dirawat di rumah sakit itu, kemudian ayahku dibawa ke Jogjakarta, begitu kata pihak rumah sakit, karena ternyata ada organ dalam yang terkena efek kecelakaan yang menimpa ayahku, ya ayahku masuk rumah sakit karena kecelakaan ketika ia mengendarai motor yang baru saja dibelinya. Aku dan adikku ditinggal dirumah, hanya ibu dan pamanku yang berangkat ke jogja bersama ayah. Dan ketika takbir berkumandang dan saling bersahutan di hari raya Iedhul Adha, setelah selesai sholat, diriku dan beberapa orang telah berkumpul di halaman rumah salah satu imam masjid di kampung kami untuk menyaksikan prosesi penyembelihan hewan qurban, namun entah mengapa tiba-tiba diriku menangis, sungguh aku tak tahu mengapa ku menangis sampai orang di sekitarku bingung, namun selang sebentar saja, suara sirine ambulans mengaung, memecah suka cita Iedhul Adha, dan tiba-tiba kaka sepupuku memintaku untuk ikut pulang kerumah bersamanya. Aku bingung ketika tak jauh ku kan tiba di rumah, di jalan depan rumahku kulihat ambulans tadi, dan di halaman rumahku sudah ramai orang berkumpul, sungguh saat itu aku tak tahu apa yang terjadi, dan saat ku sampai dirumah lalu masuk ke rumah, baru kutahu disana jenazah ayahku telah terbujur kaku, tak ayal aku pun menangis, dan kulihat adikku pun ikut menangis, serta kulihat ibuku terlihat sangat shock, dengan kondisi hamil besar anak ketiganya, sang pencari nafkah keluarga, tulang punggung keluarga pergi meninggalkannya, tanpa sempat melihat adik keduaku lahir dan mendengar tangisan pertamanya.

Kejadian itu sudah 15 tahun yang lalu, namun tetap ketika kuingat kembali air mata ini tak tertahankan, dan aku sungguh sangat bersyukur karena masih sempat bersama adik pertamaku merasakan kasih saying ayahku, tak seperti adikku yang hanya dapat memandangi fotonya di album keluarga kami. Trenyuh saat bersama ibuku ke makam ayah sambil ibu menggendong adik keduaku yang masih bayi saat itu. Namun itulah yang terbaik bagi ayahku dan keluarga kami, karena setelah dewasa baru kusadari hikmahnya, dengan kepergian ayah, Alloh jadikanku anak yang lebih mandiri lagi, lebih menghargai usaha keras ibuku yang juga berperan sebagai kepala keluarga dalam mencari nafkah untuk menghidupi kami anak-anaknya.

Ya Alloh ampunilah dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku kecil, muliakanlah mereka didunia dan akherat, lindnungilah mereka dari adzab kubur dan adzab jahannam, jadikan mereka ahli syurga-Mu, kumpulkanlah kelak kami di syurga-Mu...Aamiin...

Senin, 15 Maret 2010

Nikah itu ternyata Murah...^_^

bro and sist...nikah itu ternyata murah lho, hanya terkadang adat ama -gengsi- aje nyang mbikin mahal, jadi kalo mbesok nie ye, kite pade jadi orang tua, terus anak kite udech pingin nikah, udeh dech kagak usah kite bikin suseh die, orang mau nyempurnain agama ame njaga kemaluan kok, lagian nikah kan ibadah, kagak usah gengsi-gengsian, toh nikah make resepsi sederhana InsyaAlloh kagak ngurangin barokah, ape artinye nikah resepsinye mewah tapi kagak ade barokah...oke...oke...hehehehehe...artikel dibawah ni cocok dah ma judul catatan aye ni, iseng searching di google, eh nemu nieh tulisannye Mr Anas Ayahara, so...kalo ente-ente udah siap jiwa ama mental, siap mal (bukan yang penting pekerjaan tetap tapi yang penting tetap bekerja), and atu lagi yang paling penting...Udeh ade calonnye, udech disegerain aje nikahnye, pan ente-ente pade tau ndiri jaman sekarang ni godaan syahwat, bheeee, udeh kagak nahan coy, dari pilem, ampe di dunia nyata....oke...selamat mbaca aje dech ye, eits sebelum nerusin baca, mari kita awali dengan mengucapkan "Bismillahirrohmanirrohim" biar tambah barokahnye, demikian pembukaan dari ane, ^_^

Puisi Orang Miskin Dilarang Kawin?
Karya Mr Anas Ayahara, 13 November 2009

Tatkala datang Kartu Undangan Wewah
Tebal, Tercetak Dua Nama BerWarna Emas begitu Indah
Bertebaran Gelar Akademis, sampai Gelar Haji dan Hajjah
Ayat, Puisi, Syair Lagu Cinta ikut menghiasi bagaikan tak mau Kalah

KIta Baca Undangan Itu yang Cuma Mampir Seminggu Sajalah,
Setelah itu, Nasibnya Bagaikan Koran Bekas yang Terbuang Ke Tempat Sampah
Kartu Undangan dibuang, bagaikan membuang setumpuk Rupiah ke Tong Sampah?

Sementara di sudut Kota, Orang Miskin Mengais Bak Sampah
Si Miskin Yang tak Butuh undangan mewah,

Kartu Undangan itu Lebih Mahal dibanding Keringatnya Sehari yang Membuatnya Lelah
Untuk Makan Sehari yang harus bersusah payah

Orang kaya Menikah, Tanpa Terasa Membuat Sedih Orang Miskin?
Seolah Orang Kaya itu Bilang "Orang miskin dilarang Kawin?"

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Jawaban orang: Ah Nggak Tuh,...Itu kan cuma Orang Kaya yang nikah yg nyambi Hartanya dan Statusnya bisa dipamerin

*Google: Harga Kartu Undangan Mewah per lembar bisa sampai 75.000 rupiah dikali jumlah yg hadir, hasilnya hitung sendiri

*Orang Miskin TIDAK dilarang Kawin, asalkan ada wanita yg ridha dengan mahar yg disepakati.

Kalau mau mengkuti sunnah (tidak wajib)

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat warna bekas wangian pengantin di tubuh Abdurrahman bin Auf, lalu beliau bertanya: Apakah ini? Abdurrahman menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang wanita dengan mahar seharga lima dirham emas. Rasulullah saw. lalu bersabda: Semoga Allah memberkahimu dan rayakanlah walaupun dengan seekor kambing

Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 2556

5 dirham = 5 x (skrg rp 30.000an)= 150 ribuan

Kambing = sekitar 900ribuan, jadi modal Rp. 1 Jutaan Orang Miskin Bisa Menikah, bahkan kurang dari segitu asalkan sang calon istri ridha

Baca hadits ini, menikah untuk orang Miskin dengan mahar cincin besi atau mahar hapalan AlQuran

Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad ra., ia berkata:
Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu. Lalu Rasulullah saw. memandang perempuan itu dan menaikkan pandangan serta menurunkannya kemudian beliau mengangguk-anggukkan kepala. Melihat Rasulullah saw. tidak memutuskan apa-apa terhadapnya, perempuan itu lalu duduk. Sesaat kemudian seorang sahabat beliau berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah, jika engkau tidak berkenan padanya, maka kawinkanlah aku dengannya. Rasulullah saw. bertanya: Apakah kamu memiliki sesuatu? Sahabat itu menjawab: Demi Allah, tidak wahai Rasulullah! Beliau berkata: Pulanglah ke keluargamu dan lihatlah apakah kamu mendapatkan sesuatu? Maka pulanglah sahabat itu, lalu kembali lagi dan berkata: Demi Allah aku tidak mendapatkan sesuatu! Rasulullah saw. bersabda: Cari lagi walaupun hanya sebuah cincin besi! Lalu sahabat itu pulang dan kembali lagi seraya berkata: Demi Allah tidak ada wahai Rasulullah, walaupun sebuah cincin dari besi kecuali kain sarung milikku ini! Sahal berkata: Dia tidak mempunyai rida` (kain yang menutupi badan bagian atas). Berarti wanita tadi hanya akan mendapatkan setengah dari kain sarungnya. Rasulullah saw. bertanya: Apa yang dapat kamu perbuat dengan kain sarung milikmu ini? Jika kamu memakainya, maka wanita itu tidak memakai apa-apa. Demikian pula jika wanita itu memakainya, maka kamu tidak akan memakai apa-apa. Lelaki itu lalu duduk agak lama dan berdiri lagi sehingga terlihatlah oleh Rasulullah ia akan berpaling pergi. Rasulullah memerintahkan untuk dipanggil, lalu ketika ia datang beliau bertanya: Apakah kamu bisa membaca Alquran? Sahabat itu menjawab: Saya bisa membaca surat ini dan surat ini sambil menyebutkannya satu-persatu. Rasulullah bertanya lagi: Apakah kamu menghafalnya? Sahabat itu menjawab: Ya. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Pergilah, wanita itu telah menjadi istrimu dengan mahar mengajarkan surat Alquran yang kamu hafal

Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 2554

sumber : http://ayahara.cybermq.com/

nb :
usia muda bukan halangan untuk menggenapkan separuh agama
karena dewasa tak hanya diliat dari usia
jika sudah mampu dan siap maka laksanakan segera...^_^

HIDUP itu....

Suatu kata yang disusun dari 5 huruf, yang mana dari huruf-huruf yang menyusunnya sebenarnya dapat menjadi arti dari hidup itu sendiri. HIDUP :
H adalah HARAPAN
I adalah IKHTIAR
D adalah DOA
U adalah UJIAN
P adalah PERJUANGAN
Itulah mengapa di awal saya katakana bahwa dari huruf yang menyusunnya dapat ditarik suatu arti dari hidup itu sendiri, dan ini merupakan pendapat saya pribadi jadi jikalau ada yang kurang sependapat atau mungkin punya arti lain silahkan saja dan mungkin saja hal tersebut bias menjadi koreksi atau melengkapi tulisan ini.

Huruf pertama dari kata hidup adalah “H”, disini saya mengartikan sebagai HARAPAN, mengapa harapan? Karena dalam hidup ini setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan atau cita-cita. Ambillah perumpamaan seseorang yang sedang kuliah menuntut ilmu, mungkin saja harapannya adalah ingin cepat menyelesaikan kuliahnya, dan mengamalkan serta membagi ilmu yang ia dapat, lalu berwirausaha atau mencari kerja. Setelah sudah berwirausaha dan usahanya perlahan maju dan berkembang atau sudah diterima dalam suatu pekerjaan ada lagi harapannya, mungkin saja ingin segera menikah dengan wanita yang solihah (bagi laki-laki) atau laki-laki yang soleh (bagi perempuan), dan setelah menikah ada lagi harapannya dan suami/istrinya yaitu ingin punya anak, dan setelah mempunyai anak ada lagi harapan bahwa anaknya kelak menjadi anak yang soleh/solehah, dan begitu seterusnya, sepanjang hidup manusia pasti ada harapan-harapan didalamnya. Dan bagi kaum muslimin harapannya yang paling ia harapkan adalah Alloh meridhoinya dan menjadikannya ahli surga-Nya.

Selanjutnya huruf “I” yang saya artikan sebagai IKHTIAR. Setelah kita mempunyai harapan-harapan tadi maka langkah selanjutnya adalah ikhtiar atau usaha, agar apa yang menjadi harapan-harapan kita dapat mewujud nyata dalam kehidupan. Tanpa adanya ikhtiar, harapan yang ada dalam diri kita kemungkinan kecil akan terealisasi. Sebagai contoh, ketika ada seorang yang masih sekolah atau kuliah dan harapan mereka adalah ingin segera lulus dan setelah itu berwirausaha atau mendapatkan pekerjaan maka akan menjadi hal yang mustahil, yang imposible tanpa ada ikhtiar atau usaha yang maksimal dari dirinya -dalam hal ini adalah belajar-, kecuali Alloh Subhanahu wa ta’ala berkehendak lain.

Harapan sudah kita punya, lalu ikhtiar sudah kita maksimalkan, langkah selanjutnya adalah ada di huruf ketiga “D” yaitu DOA. Sebuah nasehat dari seorang dosen saya dulu ketika kuliah D1 di Jogja adalah beliau mengutip kata-kata bijak ini “Usaha tanpa Doa adalah Sombong, Doa tanpa Usaha adalah kosong”. Ikhtiar atau usaha dan Doa akan selalu seiring sejalan, ketika manusia berusaha namun ia melupakan berdoa, maka ketika apa yang ia usahakan terwujud, bukan tak mungkin ia akan mengklaim bahwa keberhasilannya itu semata hanya dari usahanya, dan ini adalah suatu bentuk kesombongan dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kesombongan adalah awal dari suatu kehancuran. Begitu juga jikalau doa tanpa disertai dengan ikhtiar atau usaha ya kosong, memang doa itu adalah senjata umat muslim namun perlu diingat juga firman Alloh Subhanahu wa ta’ala dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 :
“.... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (Q.S Ar-Ra’d : 11)
Dari ayat diatas jelas sudah bahwa Alloh tak akan merubah keadaan kita jikalau kita tak merubahnya sendiri dan perubahan ini kan juga butuh suatu ikhtiar atau usaha. Itulah sebuah resep agar apa yang kita harapkan dapat menjadi kenyataan, tentunya ketika sudah beriktiar dan berdoa kembalikan semua pada Alloh, bertawakkallah pada-Nya serta selalu berprasangka baik pada-Nya karena Alloh Subhanahu wa ta ’ala mengikuti prasangka hamba-Nya.

Berikutnya huruf keempat dalam kata hidup adalah “U” yang saya artikan sebagai UJIAN. Dalam hidup ini tak selalu kita ada diatas, ada kalanya kita akan ada dibawah, baik ketika kita berada di atas ataupun di bawah sebenarnya adalah ujian kehidupan, karena dengan itu Alloh hendak menguji hamba-Nya apakah ketika ia berada diatas dirinya bersyukur yang mana dengan begitu Alloh akan tambahkan nikmat-Nya ataukah kufur yang Alloh telah siapkan adzab yang pedih dan ketika berada di bawah apakah ia bersabar ataukah juga terjerembab dalam kekufuran. Dan ujian dalam suatu kehidupan manusia merupakan sunnatulloh sebagaimana firman Alloh dalam Al-qur’an surat Al-ankabuut ayat 2 :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S Al-ankabuut : 2)
Dan dalam surat Muhammad ayat 31 :
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Q.S Muhammad : 31)
Jadi jelaslah bahwa dalam hidup didunia ini, mausia tak kan lepas dari suatu ujian, dan ketika ujian itu datang maka bersabarlah, dan juga selalu berprasangka baik kepada Alloh, karena dengan ujian itu jika kita sabar dalam melaluinya maka Alloh akan mengangkat derajat kita, InsyaAlloh.

Huruf terkahir dalam kata hidup adalah “P” yang mana saya artikan sebagai PERJUANGAN, mengapa? Karena sebagaimana diuraikan sedikit diatas bahwa manusia dalam hidup di dunia tak lepas dari ujian, oleh sebab itu dalam menghadapi ujian tadi kita butuh suatu perjuangan dan kesabaran. Hidup itu perjuangan, perjuangan untuk mewujudkan Harapan, perjuangan mengumpulkan bekal untuk kehidupan setelah kehidupan fana di dunia ini, perjuangan menghadapi ujian, perjuangan untuk menahan amarah dan tetap dalam kesabaran, serta perjuangan-perjuangan yang lain. Sebagaimana ujian yang akan selalu ada dalam hidup manusia di dunia ini, begitu juga perjuangan-perjuangan kita, ia akan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita di dunia ini, dan perjuanga-perjuangan itu akan berakhir ketika kita sudah meninggal.
Itulah sedikit pendapat saya mengenai arti HIDUP dari tinjauan susunan lima hurufnya yang mana antara satu dengan yang lain saling terkait atau dikait-kaitkan? ^_^ , namun terlepas dari itu ada suatu ungkapan bahwa Hidup adalah suatu pilihan, mau pilih jalan yang lurus atau jalan yang melenceng, mau pilih kebaikan atau kejahatan, mau pilih perbuatan yang mendatangkan pahala dan ridho Alloh atau perbuatan yang menghasilkan dosa dan murka Alloh, itu adalah pilihan dalam hidup yang kita jalani.
Wallohu a’lam.