Kamis, 26 Desember 2019

Diam




Kata orang diam itu emas
Namun saat ada umat manusia tertindas?
Oleh tirani yang beringas
Entah apapun itu suku, agama, ras
Apakah tetap menjadi emas yang mengkilat?
Ataukah pertanda hati yang berkarat?

Diam itu bijak kata orang
Namun saat kesenjangan semakin timpang?
Saat si miskin semakin terjengkang
Dan si kaya semakin anggun melenggang
Apakah tetap menjadi bijak?
Ataukah pertanda ego yang congkak?
Atau mungkin empati yang telah terkoyak?

Orang bilang diam jangan gaduh
Namun saat keadilan telah mengaduh
Genderang dusta semakin tertabuh
Korupsi semakin bergemuruh
Apakah tetap diam agar tak gaduh?
Atau pertanda kebenaran semakin runtuh
pada mata batin yang semakin rapuh
Terkikis oleh duniawi yang semakin angkuh

Sabda Rasul Diam itu suatu kebaikan
Saat tak dapat lagi lisan
Berucap baik baik suatu perkataan
Karena diam
miliki pertanggungjawaban

Diamlah saat tersulut api amarah
Agar tak terucap caci maki dan sumpah serapah
Agar tiada sesal karena gegabah

Diam tak selalu bungkam
Bersamanya kadang doa-doa turut bersemanyam
Tempat pikiran-pikiran sejenak mendekam

Bangkitlah dari diam
Bangkitlah dalam diam
Ajaklah tangan saling bergenggam
Angkat jati diri bangsa yang hampir tenggelam
Dalam lautan modernisasi yang makin mengancam

Diam diam berbuat?
Atau berbuat diam diam?

Rabu, 18 Desember 2019

Berbuatlah (Puisi yg keberapa entah)

Berbuatlah
Meski hanya menebar salam yang penuh berkah
Meski hanya membagi senyum yang indah merekah

Berbuatlah
Meski hanya berdoa dengan harap ijabah
Meski hanya berbagi dengan sedekah

Berbuatlah
Meski hanya menahan amarah
Meski hanya empati kita asah

Berbuatlah
Dalam hening maupun gegap meriah
Meski harus terengah-engah melawan lelah

Berbuatlah
Walau kita bukan siapa siapa tak masalah
Walau tiada panggung nan megah biarkanlah

Berbuatlah
Karena negeri ini sudah jengah
Atas korupsi yang kian merambah
Atas kemiskinan yang semakin bertambah

Berbuatlah
Karena bangsa ini telah lelah
Atas selisih yang buat darah sesama anak bangsa pun tertumpah
Atas segala sumpah serapah

Berbuatlah
Karena tiada akan keadaan berubah
Kalau kita hanya diam mengalah

Berbuatlah
Karena negeri ini tak hanya milik pemerintah
Karena damai sejahtera dari kitalah

Berlabuh (Puisi tanggal sepuluh)

Dayung sekoci rindu ku pernah
Menyusur sepi lautan kehidupan
Terhempas pada riak-riak pengharapan
Bertahan pada jejak-jejak doa yg tak kenal lelah

Jauh...
semakin jauh sekoci rindu ini melaju
Pada yakin yg terpaku
Walau pernah terasa jenuh

Saat sekoci rindu berada di titik nadir
Meracau melankolis sebuah syair
Goda nafsu yg semakin buat khawatir
Bersyukur di hati keimanan msh hadir

Hingga lamat-lamat terlihat
Cahaya dermaga semakin dekat
semakin mengkilat kilat

Hati pun berujar yakin penuh
Di dermaga cintamu sekoci rindu ini harus berlabuh
Agar sempurna agamaku separuh