Senin, 29 November 2010

Ini tentang Ibundaku

Sabtu 27 November 2010 tepat 50 tahun Ibundaku, Ibu Sri Rahayu, Guru Matematika SMA Negeri 2 Purwokerto hidup didunia ini, diriku sebagai anaknya merasa ingin memberikan perhatianku kepada Ibunda yang tak pernah lelah dan bosan memberikan perhatiannya kepadaku dan adik-adikku, maka kuputuskan untuk pulang ke kampung halaman jum'at sore, 26 November 2010. Kado yang kubawa untuk ibundaku adalah sebagaimana pintanya beberapa bulan lalu padaku, pada saat itu via telpon beliau mengatakan kepadaku "Fi, Ibu tukokna kitab hadits ya, kayane nang ngumah urung duwe kitab hadits kiye" *) dengan logat ngapaknya. Pinta ibundaku terus menjadi ingatan dalam pikir ini, maka sebelum kepulanganku kusempatkan untuk membeli kitab hadits di bilangan Senen. Kitab yang kubawa sebagai hadiah untuk Ibundaku adalah 2 Jilid Terjemah Riyadus Sholihin dan Syarah Hadits Arba'in, juga jauh hari telah kupesan sebuah jilbab sutra warna merah maroon dari salah seorang temansebagai pelengkap hadiah ulang tahun Ibundaku. Namun ternyata jilbab tersebut tertinggal di Jakarta ketika ku telah sampai di rumah. Rencana awal adalah kami ingin memberikan hadiah tersebut beserta roti tart kecil, dan beberapa untaian bunga kepada ibunda pada saat beliau mengajar, namun setelah mengatakan perihal ini ke pihak Sekolah tidak disetujui karena dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Walhasil siang tanggal 27 November 2010 diriku dan adik pertamaku, setelah membeli roti tart dan bunga, memutuskan untuk tetap datang ke sekolahan guna memberi kejutan untuk ibunda tercinta, lagipula siang itu sekolah juga telah usai.

Ketika kami masuk ruang Guru dengan membawa bunga dan roti tart tersebut, ibunda kaget dan mengatakan kepada kami kok tidak sabaran menunggu ibu pulang, sembari berkata demikian kulihat ada bulir air mata di ujung mata beliau, langsung kucium tangan dan pipi beliau, lalu mengikuti adik pertamaku, oh ya adik keduaku tak ikut karena siang tadi sepulang dari sekolah dia langsung tidur siang. Indah sekali moment itu, sampai rekan guru yang ada diruangan tersebut ada yang juga terharu dan menitikkan air mata.

Setelah sampai di rumah, ibunda menceritakan kejutan-kejutan dari murid-muridnya di hari berkurang usianya ini. Mulai dari kelas pertama yang beliau ajar, padahal waktu itu sudah berdering bel tanda masuk, namun kelas masih sepi, hingga satu per satu siswanya datang, namun hanya 5 orang, karena sudah lewat 15 menit, maka ibu putuskan untuk tetap mengajar keliama siswanya tersebut, dan ketika akan mulai mengajar tiba-tiba dari pintu kelas serombongan siswa-siswi kelas tersebut masuk sembari mebawakan kado dan roti, serta menyanyikan selamat ulang tahun. Kejutan seperti itu ternyata tak hanya sekali terjadi, ketika jam berikutnya, kelas lain yang mendapat jadwal di ajar oleh ibundaku juga membuat kejutan yang sama, begitu juga untuk kelas terkahir di hari itu, yang notabene adalah kelas yang ibundaku adalah wali kelasnya, klo yang terkahir ini kata ibundaku, sudah disiapkan sekali, dari mulai kamera, kado, roti hingga ucapan selamat dan doanya. Ternyata kelas ini, masing-masing murid menuliskan ucapan selamat dan doa untuk ibundaku di selembar kertas kado, dan ketika kubaca kertas tersebut, kuketahui bagaimana ibundaku mengajar dan memperlakukan murid-muridnya di sekolah. Satu kesimpulan kudapat, bahwa ibundaku telah ada di hati murid-muridnya sebagai Guru yang mereka sayangi...dan kesimpulanku ini diperkuat oleh pernyataan salah satu muridnya yang pada sore harinya les di rumah ketika ibundaku bertanya "Kalian itu tadi kok sampe bikin kejutan seperti itu untuk ibu sieh?"
"Kan ibu adalah Guru kesayangan" jawab anak tersebut
"ah masa..." tanya ibuku
"Iya bu, kan ndak semua Guru dapat kejutan seperti ibu tadi...."

Sungguh terharu dan bangga aku kepadamu Ibu...dengan Cinta ka mengajarkan murid-muridmu ilmu, dan dengan kasih sayangmu kau buat mereka sayang jua padamu...

nb : kado dari murid-muridnya adalah : 2 Mukena, Sprei dan Kerudung

ket : *)
Fi, Ibu belikan kitab hadits ya, sepertinya di rumah belum punya kitab hadits ini

2 komentar:

  1. Bu Yayu memang luar biasa! Beliau guru yang paling kami sayang, ga pernah ngomel meski kami nakal. Cara ngajarnya pun menyenangkan, makanya ga ada bosennya di sekolah ketemu, di rumah (les) juga ketemu.

    Makasih Ibu buat jasanya, sampai sekarang pun masih teringat jelas moment2 bersama beliau.
    Salam buat ibu ya fi...

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, ibu sudah meninggalkan kesan yang baik bagi para muridnya...terima kasih teman...^_^

    BalasHapus