Selasa, 16 Desember 2014

melihat hujan


Lama tidak menulis di blog ini lagi, ada saja yang membuat jemari ini tidak menari diatas keyboard untuk menulis disini, ditempat dimana apa yang ada dalam pikiran ini dapat tertuliskan. Memasuki musim penghujan ingatan ini berkelana dalam labirin-labirin mimpi dan cita, hingga akhirnya berhenti pada suatu masa dimana ada mimpi dan cita diri ini yang berhubungan dengan hujan.
Mimpi dan cita yang ada ketika awal diri ini merantau ke kota jogja...
Mimpi dan cita yang ada ketika pertama kali dalam sejarah hidup ini terpisah dari orang tua...
Mimpi dan cita yang ada seiring dengan membuncahnya keinginan untuk hidup berumah tangga...
Mimpi dan cita yang ada ketika awal diri ini menjadi kepala keluarga...
Mimpi dan cita yang ada hingga kini dan mungkin baru akan hilang jika telah terwujud nyata...

Ya...hujan memang menghadirkan mimpi dan cita diri yang hingga kini masih bersemanyam dalam pikiran ini. Ketika hujan saya selalu bermimpi dan bercita-cita dapat menikmati pemandangan dimana air hujan membasahi bumi ini dari balik kaca jendela rumah di desa, melihat tanah yang terbasuh oleh air hujan, melihat tanaman yang terbasahi olehnya. Ada rasa damai dan tentram ketika dapat mewujudkannya.

Sederhana? Ya, memang sesederhana itu mimpi diri ini yang hingga kini belum terwujud. Melihat hujan yang turun membasahi bumi ini dari balik jendela rumah di desa dengan ditemani oleh sang istri dan si buah hati sembari berucap doa, doa yang berharap diijabah oleh-Nya kerena terlantun di salah satu waktu dimana Alloh kan mengijabah doa hamba-Nya yaitu di waktu hujan turun. Semoga kelak Alloh akan mewujudkan mimpi sederhana ini...Aamiin.

*) picture taken from:  http://lemongrass16.wordpress.com/2013/07/09/pertengahan-tahun-dan-hujan/

Jumat, 28 Februari 2014

My Name Muhammad Farras Abiyyu





Muhammad Farras Abiyyu

"mas...lihat nih si A pajang foto anaknya.." ucap istriku sembari menunjukkan Blackberry-nya yang disana terpampang foto anak teman istriku yang dijadikan display picture di BBMnya.
"iya yank...masing-masing kita beda rejekinya, tapi kita harus terus berdoa serta berusaha karena mas yakin suatu saat nanti Alloh akan memberikan amanah berupa anak di rumah tangga kita.."

 di lain waktu istriku kembali berucap dengan wajah penuh harap dan sedikit sedih "mas si B udah hamil, padahal baru nikah beberapa bulan yang lalu...aq kapan ya mas?"
 "ehm...InsyaAlloh yank klo sudah waktunya nanti akan datang giliranmu, yang penting kita harus terus berdoa dan berusaha kemudian yakin...yakin yank...karena Alloh itu mengikuti prasangka hamba-Nya" ucapku menenangkan batin istriku yang sedang resah...

Dua tahun usia pernikahan kami berjalan, dan aq tahu dan sadar pertanyaan tentang kehamilan yang ditujukan kepada istriku, kabar salah seorang kawan atau saudara yang sedang hamil ataupun baru saja melahirkan membuat istriku gembira sekaligus sedih...sedih? Ya sedih...sedih mengapa dia tak kunjung mendapatkan momen indah itu...

Aq pun mengalami perasaan yang sama ketika salah seorang teman atau saudara menanyakan "istri udah isi belum?" dan hanya ku jawab "belum, masih diusahakan...mohon doanya ya.." sembari tersenyum menahan kegetiran hatiku. Getir tapi mungkin tak segetir perasaan istriku.

ke dokter kandungan, bermacam obat herbal menjadi bentuk ikhtiar duniawi kami untuk bisa mendapatkan anak...
begitu juga sholat tahajjud, sholat dhuha, sholat hajat dengan doa-doa yang khusyuk kami munajatkan menjadi bentuk ikhtiar ukhrowi...

Pernah suatu kali dua pekan setelah menikah istri tak kunjung didatangi tamu bulanannya selama sepekan, karena penasaran kuberanikan diri untuk membeli alat tes kehamilan...namun ternyata masih negatif dan dua hari setelah tes...istirku didatangi tamu bulannnya.
Ada juga suatu kali istriku terlambat haid selama satu bulan dan setelah dicek juga masih negatif dan sehari kemudian istirku mendapatkan haid. setelah itu ketika istri terlambat haid, dia tak mau untuk melakukan tes kehamilan "aq takut kecewa lagi mas..." begitu katanya.

memasuki usia perkawinan kami yang kedua kami pun pasrah kepada Illahi Robbi. Uang yang biasanya kami alokasikan untuk ke dokter kami putuskan untuk kami kumpulkan agar kami dapat membeli rumah dan kami hanya berikhtiar melalui obat-obatan herbal.

Dan dalam kepasrahan itu Alloh menunjukkan kebesaran-Nya, suatu sore ketika kami pulang dari melihat rumah didaerah jagakarsa dalam kondisi hujan kami mampir ke tempat mie ayam langgananku ketika masih kos di daerah kalibata, karena kami berdua penggemar pedas maka sambal pun kami campurkan dalam mie ayam kami, singkat cerita setelah makan mie ayam, karena istriku sudah terlambat haid hampir tiga pekan lamanya maka kuberanikan diri untuk membeli alat tes kehamilan. Pagi hari ketika alat itu digunakan ternyata terdapat dua strip...gembira tak tertahankan membuncah didada...syukur pun terucap tak henti-hentinya...Alhamdulillah istri hamil....

Masa kehamilan terus berjalan, dan hingga akhirnya tiba saat yang dinantikan...hari sabtu dinihari tanggal 12 Oktober 2013 istri sudah masuk ke bukaan satu...dan akhirnya hari ahad siang tanggal 13 Oktober 2013 pukul 14.46 WIB lahir putra pertama kami yang kemudian kami beri nama Muhammad Farras Abiyyu (Ummat Muhammad yang cerdas lagi mulia jiwanya)...

teruntuk saudara-saudaraku yang belum dikaruniai anak...jangan menyerah bro, tenangkan kegalauan istirmu, tuntun ia untuk terus berdoa dan berusaha serta percaya...percaya bahwa masa itu InsyaAlloh akan tiba..

seperti nasehat seorang kawan "After praying and trying then you just need to believe"

Kamis, 09 Januari 2014

HUJAN : Kenangan dan Harapan


Hujan selalu saja membawa diri pada keping-keping kenangan yang tersimpan dalam ingatan.
Berbagai kenangan indah mengelebat dalam pikiran
Tetesannya membasahi memori dengan kenang bersama orang-orang tersayang
Indah...sungguh indah...kembali mengingat kejadian-kejadian yang tlah berlalu
membawa diri menyadari bahwa ternyata cepat sekali berlalu sang waktu
Hujan membawaku pada kenangan....

Hujan jua membawa
tetesan harapan
tetesan impian
tetesan cita-cita yang belum terkabulkan
Hujan mengingatkan diri untuk tak bosan untuk bermimpi kemudian berdoa
berharap kemudian berdoa
bercita-cita kemudian berdoa dan berusaha
Hujan mengingatkan diri untuk senantiasa percaya...percaya...dan terus percaya
bahwa cita-cita, impian dan harapan dapat terwujudkan
Hujan membawaku pada harapan...
dan ketika hujan itulah salah satu saat dimana Alloh mengijabah doa-doa kita...



*) picture taken from http://privatesastra.blogspot.com