Senin, 13 Januari 2020

Waktu yang Pas atau Pas Waktunya?


"Yank misal nieh, dulu aku dateng ke rumah trus ngajak kamu nikah pas kamu masih kuliah, mau ngga?" tanya saya ke doi pas mau tidur 

"Ya, gimana ya mas, ehm...mungkin mau sieh, tapi kayaknya sama bapak ibu blm boleh deh, nunggu kuliah selese"
"Owh...alhamdulillah ya, untung aku ketemu kamu lagi dan ngajakin nikahnya pas waktunya, hehehe..."
"Iya mas, aku udah lulus kuliah, awal-awal kerja juga, alhamdulillah..."
Dan setelah obrolan itu terjadilah sesuatu....tiiiiittttt (ceritanya sensor)...hehehe...
.
Setelah hampir 7 tahun akhirnya saya menemukan kembali gadis yang dulu terlambat masuk kelas di hari pertama masa orientasi SMA. Setelah kami menjalani kehidupan masing-masing, akhirnya kami bertemu kembali di dunia maya dan tak butuh waktu lama akhirnya saya beranikan diri untuk kembali mengenal dirinya dan mengajaknya menikah. Untung saja hanya dua hari, hati ini dag dig dug nya ga beraturan menunggu jawabannya, dan alhamdulillah gayung pun bersambut, si gadis itu menerima ajakanku. Singkat cerita dikunjunganku yang pertama kali kerumahnya (dan pertama kali juga bertemu orang tuanya) setelah bincang-bincang santai, akhirnya sebelum pamit pulang saya beranikan diri untuk mengungkapkan bahwa saya berniat meminang anak gadisnya.
.
Setelah kunjungan nekat itu sekitar setengah bulan hati ini jadi resah, galau, gundah gulana rasanya menunggu jawaban darinya. Dan alhamdulillah akhirnya ke-nekat-an saya berujung jawaban iya darinya. Singkat cerita akhirnya si gadis yang terlambat masuk kelas itu hingga saat ini menjadi istri dan teman hidup saya.
.
Alhamdulillah pas waktunya si gadis itu terlambat masuk kelas, jadi saya sedikit memperhatikan dan sempat terkesima waktu itu.
Dan alhamdulillah waktu yang pas saya menemukannya lagi dan mengajak nikah saat dia sudah lulus kuliah.
Mungkin jika saya terlalu cepat, saya dan dia tidak akan terikat dalam suatu akad.
Dan mungkin jika saya terlambat dan tidak nekat, dia akan terlewat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar