Senin, 20 Januari 2020

B U N G A


Sekitar dua hari terakhir ini perhatianku tersita oleh tanaman teratai di depan masjid kantor, karena dalam dua hari terakhir kulihat tanaman itu mulai berbunga. Kuperhatikan kemudian kuabadikan dengan kamera ponsel. Dari ia masih kuncup, sehari kemudian mulai mekar dan siang ini sepertinya mekar sempurna. Indah. Kata yang mungkin tepat untuk mendeskripsikannya.
.
Kemudian sambil memandangi hasil jepretan, aku berpikir dan merenung tentang bunga. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari alam semesta ini, salah satunya bunga, menurutku.
.
Bunga teratai itu tak pernah iri dengan kecantikan bunga mawar yang tersohor, ia tetap mekar dengan kelopak khasnya. Ia juga tidak iri dengan bunga melati yang terkenal dengan aroma wanginya, ia tetap saja mekar walau tak menghadirkan wangi. Pun kepada bunga anggrek yang anggun tumbuh menggantung, ia tetap saja tumbuh walau di kolam berlumpur. Ia tetap menjadi dirinya sendiri sebagai seuntai bunga teratai yang meliuk-liuk saat angin berhembus.
.
Dari situ, sisi lain diriku bertanya "bunga tidak pernah iri kepada bunga lainnya, mengapa manusia yang berakal banyak yang iri kepada sesamanya?"
"bunga juga tidak pernah ingin menjadi seperti bunga lainnya, ia tetap tumbuh menjadi dirinya sendiri, tapi mengapa manusia yang berakal, banyak yang ingin menjadi orang lain?"
Apa karena bunga yang tidak berakal?
Atau malah apa karena manusia yang berakal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar