Rabu, 08 Januari 2020

Cita-Cita



Sewaktu kita kecil seringkali bahkan mungkin hampir pasti ibu bapak guru kita pernah mengajukan pertanyaan "Cita-citamu apa sayang?" atau "Kalau sudah besar mau jadi apa?"
Dan seperti sudah menjadi hal yang umum anak2 dulu (yg satu angkatan dengan saya) menjawab dengan jawaban dokter, polisi, tentara, presiden, guru, atau ingin seperti bapak/ibu atau profesi-profesi yang umum ada waktu itu. Ada yang menjaga cita-cita tersebut hingga akhirnya bisa mewujudkannya dengan segala macam upaya dan daya. Namun tak sedikit juga yang cita-cita nya kandas oleh situasi dan kondisi atau malah kandas oleh sebuah kompromi.
.
Bahkan mungkin diantara kita pada saat dulu ditanya cita-cita tidak ada yang menjawab menjadi PNS/ASN, betul? Namun nyatanya saat ini banyak yang setelah dewasa cita-citanya ingin menjadi PNS/ASN. Karena ya ada situasi kondisi dan juga kompromi yang kemudian kita mendefinisi ulang cita-cita kita. Ada yang mendefinisi ulang cita-citanya ketika memasuki gerbang SMA, ada yang mendefinisi cita-cita saat di bangku kuliahan. Pun juga ada yang mendefinisi ulang cita-citanya saat sudah beranjak tua. Cita-cita tidak selalu sama dengan profesi yang sedang kita jalani saat ini, walaupun ada yang profesi saat ini sama dengan cita-citanya.
.
Selanjutnya adalah muncul pertanyaan "apakah yang kandas cita-citanya adalah yang gagal?" Belum tentu, bahkan mungkin dengan kandasnya cita-cita tersebut menjadi jalan lain untuk menuju sukses -tentunya sukses dengan definisinya masing-masing-. Apapun cita-cita kita serta menjadi apa kita sekarang dan masa yang akan datang yang paling penting adalah kita bisa menjadi manusia yang berguna, bermanfaat bagi sekitar kita.
.
Sebagai penutup saya jadi ingat pesan kawan saya "Fi gantungkan cita-citamu setinggi-tingginya, jadi klo pun ga nyampe kamu masih ada di atas tidak dibawah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar