Selasa, 03 Januari 2012

Sebuah Perjalanan Cinta (2) -Dan Harapan pun mulai tumbuh-

16 April 2010

Hari terus berlalu dan sang waktu tak pernah mau kompromi dengan diri ini. Walaupun sudah ada kelegaan karena telah kunyatakan niatanku padanya, namun tetap saja ada rasa pensaran pakah jawaban yang nanti dia berikan?
Kamis telah berlalu bersama dengan sang mentari yang kembali ke ufuk barat dan malam yang telah datang menjelang, rasa pensaranku membuat diri ini rutin mengecek account Facebook-ku berharap disana telah ada satu pesan darinya, namun hingga saat mata ini kan terpejam belum juga ada pesan masuk di account Facebook-ku darinya. Ku tetap bersabar menanti jawaban darinya. Oleh karenanya ketika Jum’at datang dengan cerahnya sang mentari dan harapan-harapan serta semangat baru, diri ini sudah sedikit tenang dan tak terlalu risau, sangkaku mungkin dia sedang beristikhoroh memohon kemantapan hati kepada Dzat Yang Maha Menguasai Hati dan berkonsultasi dengan bapak ibunya, jadi sampai saat ku berangkat kembali ke kampung halaman, karena akan menghadiri pernikahan seorang teman, ku merasa ringan hati ini, walaupun tetap saja rutin ku buka account Facebook-ku berharap disana telah masuk jawaban darinya. Bersama kereta senja ku tinggalkan ibu kota menuju kampung halaman tercinta dimana disana ibunda dan adik-adikku berada.

17 April 2010

Sekitar 8 jam ku tempuh perjalanan ini, hingga Alhamdulillah pagi dini hari ku telah tiba di stasiun Purwokerto, langsung saja setelah keluar stasiun ku iyakan salah satu tawaran tukang ojek di stasiun. Dan bersama tukang ojek itu kususuri jalanan lengang Purwokerto menuju rumah nan sederhana namun penuh cinta dan kasih sayang didalamnya. Setiba di rumah, seperti biasa, ibundaku lah yang membukakan pintu dan menyambut kedatanganku.
Sabtu 17 April 2010 seusai sholat subuh, kurebahkan sejenak tubuh yang msih menyisakan lelah perjalanan semalam, dan sekitar pukul 07.00 pagi keterbangun karena ternyata rasa lapar telah hinggap di perutku. Seusai sarapan pagi, kembali rasa penasaran membuat ku kembali membuka account Facebook-ku -waktu itu jam di kamarku menunjukkan sekitar pukul 08.30-, dengan terpaan hangat sinar sang mentari yang menyelusup ke dalam kamar melalui jendela kaca, ku buka account facebook-ku dan disana terpampang satu pesan masuk dari seorang yang telah kutunggu, grogi hati ini untuk membukanya, lalu kuputuskan untuk sholat dhuha dahulu sebelum membuka pesannya, berharap bahwa hati ini akan ridho dan ikhlas apapun jawaban dia nanti.
Selesai sholat dhuha, kembali ku buka pesan itu,

Rizka Cica Pratiwi April 17, 2010 at 10:19pm
Balasan: Assalamu'alaykum
Assalamualaikum warohmatullohi Wabarokatuh

Saya sudah membaca pesan dari luthfi dan saya mengerti maksud dari pesan luthfi.
Terimakasih atas niat baik yang disampikan dan saya bersedia untuk mengenal lebih jauh satu sama lain (taaruf)
Semoga Allah memudahkan segala urusan kita,amin.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

langsung, saja diri ini tersungkur bersujud syukur ke hadirat Ilahi Robbi, karena dia bersedia untuk berta’aruf denganku. Alhammdulillah, Allohu Akbar!!! Berkali-kali ku pekikkan dalam hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar