Selasa, 25 September 2012

Sebuah Perjalanan Cinta (9) -Jawaban atas Penantian-

04 Desember 2010
Hari ini sungguh ku sangat bersyukur kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala karena Tim Sepakbola Indonesia dalam gelaran Piala AFF 2010 menang telak 6 gol tanpa balas dari Laos. Kegembiraan itu bertambah ketika tiba-tiba saja ada SMS masuk, dan ketika kutengok SMS itu dari dia yang mengabarkan bahwa dia sudah berdiskusi dengan orang tua dan siap untuk dilamar akhir Desember, karena kebetulan pada saat itu kedua orang tuanya juga sedang liburan anak sekolah (orang tuanya guru). Namun ternyata ibu dan diriku malah bingung mau melamar tanggal berapa, karena ibu juga mendapat tugas untuk mendampingi siswa-siswi study tour ke Bali, dan setelah berdiskusi dengan ibunda, akhirnya kami putuskan akan melamar dirinya pada tanggal 26 desember 2010.

05 Desember 2010
Hari ini kukabarkan padanya bahwa diriku dan keluarga akan melamarnya tanggal 26 Desember 2010, dan dia bilang siap saja...Alhamdulillah...

22 Desember 2010
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, dan ternyata ku tersadar bahwa 4 hari lagi diriku dan keluarga akan datang melamar Rizka, dan hari ini ada kejadian yang menurutku sangat menggelikan bagiku, karena pagi hari ini sekitar pukul 6 pagi, saat ku masih sedikit bermalas-malasan diatas tempat tidur setelah sholat subuh, HP ku berdering menandakan ada yang menelpon, “ehm...nomor siapa ini ya?” pikirku ketika kulihat di layar HP nomor yang asing buatku,
“Hallo, Assalamu’alaykum” angkatku
“Wa’alaykumsalam...mas luthfi bagaimana kabarnya” jawab suara wanita diseberang sana
“Alhamdulillah baik bu” ku menyapanya ibu karena dari suaranya ku menebak bahwa wanita yang menelponku ini adalah seorang ibu-ibu
“mas luthfi tahu nggak ini siapa?”
“nuwunsewu bu, ini siapa ya?” tanyaku
“masa sama calon mertua ndak kenal”  astaghfirullloh, ternyata ibunya Rizka yang menelponku, tengsin abis diri ini. 
Dan setelah itu oborolan pun lebih mengalir, calon ibu mertuaku menanyakan kesiapan keluargaku untuk acara hari ahad esok, dan diakhir telponnya dia menawariku apakah mau bicara dengan Rizka atau tidak...dan entah kenapa reflekku menjawab “boleh bu” padahal setiap kali ku berbicara melalui telpon dengan Rizka maka pasti saja ada gugup dan nervous rasanya lidah ini kelu dan pikiran pun buntu untuk mencari topik pembicaraan, dan seperti pembicaraan-pembicaraan sebelumnya, oborlan pagiku dengan Rizka bagiku begitu formal, hanya beberapa pertanyaan yang kuajukan. Dan dari obrolan pagi itu juga kutahu bahwa selama bapak ibunya libur mengajar maka bapak ibunya ingin mengantar jemput Rizka bekerja, jadi sampai dengan akhir tahun ini dia berangkat kerja langsung dari rumahnya di Purbalingga.
Oh ya, biar image diriku tidak turun, setelah tak tahu bahwa ibunya yang telpon pagi tadi, maka kukirimkan sms mengucapkan selamat hari ibu untuk ibuku dan ibunda rizka, karena hari ini bertepatan dengan hari ibu. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar