“Maka dalam hidupnya seorang lelaki harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah dia tanamkan dalam hati, pikiran dan jiwa seorang wanita. Dia harus bertanggung jawab atas terikatnya hati seorang wanita kepadanya, dia harus bertanggung jawab atas merananya seorang wanita. Padahal wanita hanya punya 1 saja cinta kepada makhluk Alloh, lalu jika seorang lelaki bermulut manis, membual, merayu member angan-angan yang tinggi kepada seorang wanita, lalu bagi sang lelaki semuanya seperti permainan dan berlalu begitu saja. Seorang lelaki pergi dari hidup seorang wanita dan hanya bilang MAAF, Apakah seorang lelaki tidak berfikir bagaimana seorang wanita bias melanjutkan hidupnya? Jika cintanya telah dia tebus dengan BUALAN KOSONG? Lalu pernahkah para lelaki itu berfikir akan perbuatan mereka itu?
member janji seenaknya, lalu pergi tanpa beban….
ehm….Sungguh perkara yang sulit ku mengerti...”
Begitulah is isms yang panjang dari seorang teman, yang mungkin dia mengirimkan padaku dalam rangka curhat. Dan dari sms itu kudapatkan suatu pembelajaran baru bahwa sebagai seorang lelaki jangan terlalu mudah berkata cinta kepada seorang wanita jikalau tak yakin akan sampai di pelaminan bersamanya. Dan para lelaki jangan bangga dengan banyaknya mantan pacar, karena ketika memutuskan pacarmu maka kau telah tinggalkan perih di hati wanita itu yang butuh waktu lama baru bisa terobati. Akan hal ini saya teringat salah satu tulisan ustadz Anis Matta yang kurang lebih seperti ini “ Lupakan cinta yang tak berujung pada bersatunya jiwa, karena hal itu hanya akan membuat hati merana.”
Ketika ada seorang lelaki berkata kepada seorang wanita “aku cinta padamu…” dan sang wanita menimpali “ ah...gombal...” boleh jadi benar apa yang dikatakan sang wanita, dan kemudian sang lelaki berkata lagi “ sungguh pernytaanku tulus dari dalam hati” nah biasanya kalau sudah begini sang wanita akan tersanjung dan tersipu malu, namun pernyataan sang lelaki tadi walaupun berhasil membuat sang wanita tesipu malu, pernyataan itu adalah pernyataan cinta yang semu, mengapa semu? Karena mereka berdua tidak dalam ikatan pernikahan, mereka berdua saling mengungkapkan cinta pada saat yang belum tepat dan pada orang yang belum halal baginya.
Lain halnya cerita salah satu sahabat baik saya berikut ini : sahabat saya (lelaki) setelah menikahi wanita pujaan hatinya, dia bercerita pada saya –yang entah dia sedang mengompori, memotivasi atau hanya berbagi pengalaman- suatu ketika dia berkata kepada istrinya “dik, kamu cantik dech, aku makin cinta sama kamu” sembari tersipu malu sang istri menjawab “mas ini...gombal ah...” lalu sahabat saya ini berkata lagi “ ya kan emang butuh gombal (kain bekas) biar bisa ku gosok cintamu agar lebih mengkilap”, entah setelah itu tak tahu bagaimana reaksi sang istri, karena sebelum kuutarakan pertanyaan itu sahabatku ini keburu dipanggil atasannya.Ehm...romantisme dua sejoli yang saling mengekspresikan cinta mereka dalam ikatan suci pernikahan, sang suami memuji, sang istri mempertanyakannya kembali bukan karena suatu keraguan tetapi berharap penegasan akan pujian dari sang suami.
Dari dua kisah diatas bisa kita tarik suatu kesimpulan bahwa jangan coba mengatakan cinta ketika tak yakin akan bersamanya dalam ikatan pernikahan, karena dalam ikatan pernikahan itulah cinta akan terasa indah dan datangkan barokah,InsyaAlloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar