kala lisan tak mampu mengucapkan... biarlah jemari yang menuliskan... agar tiada menjadi beban... agar hati tiada diliputi kebimbangan...
Kamis, 13 Oktober 2011
Ketika Sang Mawar Mekar dari Kuncupnya
Dahulu, pada saat saya masih berstatus bujangan sungguh sangat bahagia rasanya ketika mendengar kabar atau mendapat undangan seorang teman yang akan menggenapkan setengah agamanya, baik itu teman SD, SMP, SMA, kuliah ataupun rekan kerja. Namun ternyata bukan hanya bahagia saja yang hinggap di hati saya, disana ada juga ada tanya “Kapan saya bisa menyusul mereka?”. Selalu dan selalu saja begitu ketika ada teman yang akan menikah, ada bahagia, ada juga tanya. Ketika saya lulus dari salah satu perguruan kedinasan di negeri ini, keinginan menikah telah ada dalam hati ini, “Lulus kuliah sudah langsung dapat kerja, terus mau apa lagi?” begitu kira-kira tanya yang bergaung dalam pikiran dan hati saya. Namun ternyata gayung belum bersambut, beberapa kali lobi kepada ibunda tercinta dan proses untuk ta’aruf berujung pada satu kata yaitu kegagalan. Setiap kali lobi ataupun proses ta’aruf menemui jalan kegagalan, satu yang kuingat pas ti saat itu bahwa “Sesuatu itu akan indah pada saatnya”. Entah dari siapa kalima itu berasal, yang pasti itulah kalimat penghibur diri ketika kegagalan atang menghampiri. Setelah akhirnya diri ini menggenapkan separuh agamanya lalu terbuai dalam alunan melodi cinta, kalimat “Sesuatu itu akan indah pada saatnya” seakan menguap begitu saja dari ruang hati dan pikir ini, hingga akhirnya dalam sebuah perenungan diri, kalimat tersebut muncul kembali, menghadirkan makna yang lebih dalam dari sebelumnya. “Sesuatu akan indah pada waktunya, karena Alloh Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya, terus berusaha, berdoa, percaya dan tunggulah datangnya kejutan indah dari-Nya, InsyaAlloh” itulah makna yang kudapati dari kalimat tersebut.
Ambillah perumpamaan sederhana seorang yang menginginkan sebuah mobil yang layak, dia sudah berusaha dan berdoa namun belum juga ia dapati mobil yang diinginkannya, namun setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba Alloh berikan limpahan rizqi untuknya sehingga ia dapat membeli sebuah mobil yang spesifikasinya lebih tinggi dari mobil yang dulu diinginkannya. “Sesuatu itu akan indah pada saatnya”, bisa jadi saat orang itu menginginkan mobil dan dia masih belum bisa mendapatkannya, penghasilan yang dia peroleh pada saat itu menjadi tak cukup untuk biaya perawatan mobil dan bahan bakar mobil tersebut. Namun ketika saatnya tiba orang itu untuk memiliki sebuah mobil maka saat itu telah ada kesiapan baginya untuk membiayai perawatan mobil dan bahan bakarnya karena Alloh telah limpahkan rizqi untuknya.
Teruntuk saudara-saudariku yang sedang menanti hadirnya sang buah hati, mencari pendamping hidup, mencari pekerjaan dan menanti terwujudnya harapan-harapan dalam hidup ini hanya sebuah nasehat ini yang dapat kusampaikan kepada kalian . “Sesuatu akan indah pada waktunya sebagaimana keindahan sang mawar yang tebarkan wangi ketika ia mekar dari kuncupnya”, karena Alloh Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya, terus berusaha, berdoa, percaya dan tunggulah datangnya kejutan indah dari-Nya, InsyaAlloh...
kita hanya perlu menahan diri sejenak saja, walaupan memang itu tidak mudah...*)
*) status gtalk Masker (dengan sedikit edit)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
buatku juga nih kayaknya....
BalasHapusright....tengkyu bro
waduhh... ada yang dicatut disini rupanya. lanjutkan, fi.. hi3
BalasHapus@ bro Rizky : hehehe, just share bro
BalasHapus@ Masker : hihihihihihihi, ijin ya pak ker...
:) bagus2,,,
BalasHapus