Kamis, 28 Oktober 2010

Ketika sedih dan iri bergelayut di Hati

Saudara-saudariku, belum juga usai lelah yang bergelayut karena menembus genangan air di jalanan dan kemacetan Ibukota yang begitu menggila Senin malam kemain (25/10/10), hati ini dikejutkan dengan Gempa 7,2 SR melanda Mentawai pada 21.40 WIB malam itu juga, dan ternyata tak hanya sampai disitu Tsunami pun menyusul untuk juga menghempas ke Mentawai. Dari Internet dan siaran berita di Televisi ternyata informasi yang didapatkan sementara ada 113 orang yang meregang nyawa dimana paling banyak korban meninggal di daerah Pulau Pagal Selatani dan 150 orang dikabarkan hilang, begitu kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kemkes Mudjiarto, dalam siaran pers, Selasa (26/10/2010) yang saya kutip dari salah satu portal berita di internet. Sungguh tak dapat dibayangkan bagaimana perasaan Saudara-saudari kita disana. Belum usai pemberitaan tentang Gempa di Mentawai, sore tadi Alloh kembali menunjukkan ke-Maha Besaran-Nya dengan meletusnya Gunung Merapi sekitar pukul 17.00 WIB yang ditandai dengan adanya hujan debu/abu yang pekat dan menyemburnya awan panas yang lebih dikenal dengan sebutan Wedus Gembel. Akibatnya warga disekitar Gunung Merapi mengungsi ke Titik Pengungsian. Tak hanya daerah Jogjakarta saja yang dihujani dengan hujan abu, daerah sekitar jogjakarta seperti sebagian magelang dan klaten pun dari informasi yang diperoleh mendapat bagian dari hujan debu/abu dari Gunung Merapi. Ehm...sedih dan miris bergelayut di langit hati ketika mengetahui hal tersebut, saat ini mungkin baru doa sebagai wujud bantuan kepada saudara-saudari kita di Kepulauan Mentawai serta Jogjakarta dan sekitarnya. Ibu Pertiwi kembali berduka atas kedua musibah ini....

Atas kejadian ini PMI dan SAR lantas mengerahkan anggota dan relawannya untuk memberikan bantuan kepada saudara-saudari kita di Mentawai dan sekitaran Gunung Merapi. Dari informasi ini ternyata ada iri yang menggekyut jua di langit hati, iri kepada para relawan yang dengan tenaga, waktu, serta pikirannya mereka curahkan untuk membantu saudara-saudari mereka disana, inign rasanya sekali dalam hidup ini mendapat kesempatan menjadi salah satu dari mereka, turut membantu dengan tenaga, waktu dan pikiran saudara-saudari kita yang sedang tertimpa musibah, walau mungkin hanya menjadi bagian angkut-angkut, namun paling tidak itulah menurut saya kontribusi dan kepedulian kepada sesama. Memang masing-masing kita memiliki peranya sendiri bagaimana dapat berkontribusi dan peduli kepada sesama. Ada yang dengan dananya mereka berkontribusi dan peduli kepada sesama, ada juga yang dengan tenaganya juga dengan pemikirannya. Tidak ada dikotomi atas hal tersebut, karena masing-masing kita diberi kemampuan yang berbeda untuk dapat berkontribusi dan peduli kepada sesa.ma. JIka saya katakan, beruntung rekan-rekan yang bekerja di PMI, SAR atau sebagai Dokter, karena kesempatan mereka untuk dapat langsung terjun ke lokasi bencana, langsung bersua dan berempati kepada sesama terbuka begitu lebar. Namun kembali lagi, masing-masing kita punya kemampuan dan cara untuk berkontribusi dan peduli kepada sesama.

Sedih atas bencana yang melanda negeri ini, Iri kepada mereka yang berkesempatan langsung untuk membantu dan berempati kepada yang tertimpa bencana....

Kepada saudara-saudariku yang tertimpa musibah (bencana) di Jogjakarta dan sekitarnya serta di Mentawai semoga Alloh menguatkan anda semua dengan kesabaran dan ketabahan, yang harus kita yakini adalah masalah (ujian), tidak akan Alloh berikan melampaui batas kemampuan hamba-Nya, jadi dengan begitu InsyaAlloh kita akan selalu berpikiran optimis dan setiap masalah InsyaAlloh akan selalu ada pemecahanya...redam emosi dan... lipatgandakan ikhtiar dan kesabaran untuk hadapi masalah dan tantangan yang ada di hadapan..

dan kepada saudara-saudariku yang berkesematan dan berkemampuan untuk berkontribusi dan peduli kepada mereka yang tertimpa bencana, mari dengan peran kita masing-masing, dengan kemampuan kita masing-masing, kita ringankan beban mereka, bisa dengan dana, tenaga, atau yang lainnya...